Tuesday, December 15, 2009
Perumpamaan Manusia Dengan Jenis Tanah
۞ ﺒﺴﻢ ﺍﷲ ﺍﻠﺮﺤﻤٰﻦ ﺍﻠﺮﺤﯿﻢ ۞
Dari Abi Musa Radhiallahu Anhu, katanya Nabi Shalallahu Alaihi wa sallam bersabda, "Perumpamaan petunjuk dan ilmu pengetahuan, yang oleh karena itu Allah mengutus aku untuk menyampaikanya, seperti hujan lebat jatuh ke bumi;(1) bumi itu ada yang subur, menyerap air, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rumput-rumput yang banyak. (2)Ada pula yang keras tidak menyerap air sehingga tergenang, maka Allah memberi manfaat dengan hal itu kepada manusia. Mereka dapat minum dan memberi minum (binatang ternak dan sebagainya), dan untuk bercocok tanam. (3)Ada pula hujan yang jatuh kebagian lain, yaitu di atas tanah yang tidak menggenangkan air dan tidak pula menumbuhkan rumput. Begitulah perumpamaan orang yang belajar agama, yang mau memanfaatkan sesuatu yang oleh karena itu Allah mengutus aku menyampaikannya, dipelajarinya dan diajarkannya. Begitu pula perumpamaan orang yang tidak mau memikirkan dan mengambil peduli dengan petunjuk Allah, yang aku diutus untuk menyampaikannya. (Maksud dari Hadith No. 79 - Kitab Fathul Bari)
Huraian:
Rasulullah bersabda, apa yang diturunkan dan apa yang didatangkan oleh Allah swt daripada ‘huda’ atau hidayah dan ilmu samalah seperti mana air hujan yang turun ke bumi ini. Dalam hadith ini, Rasulullah saw mengumpamakan hidayah dan ilmu dengan diri manusia laksana air hujan dengan tanah di bumi. Seperti hujan menghidupkan tanah yang mati, gersang, kering dan tandus, demikian pula ilmu agama dapat menghidupkan hati yang mati...
1) Tanah jenis pertama ialah dari jenis yang subur. Apabila hujan turun menimpanya, ia memberi “respond” yang baik lalu menumbuhkan rumput dan tanam-tanaman yang subur. Demikianlah dengan manusia. Ada di kalangan manusia yang hatinya subur. Apabila saja dia mendengar ayat-ayat al-Quran dan hadith Rasulullah saw, dia dapat menerimanya dengan baik. Kemudian, orang ini bukan saja mengamalkan ilmu yang dipelajarinya bahkan mengajarkan kepada orang lain pula. Orang ini seperti tanah subur yang menyerap air sehingga dapat memberi manfaat bagi dirinya, kemudian tanah tersebut dapat menumbuhan tumbuh-tumbuhan sehingga dapat memberi manfaat bagi yang lain.
2) Tanah jenis kedua ialah tanah yang jenis keras. Ia tidak dapat menyerap air hujan yang turun dan tidak mampu menumbuhkan pokok-pokok. Namun begitu, tanah yang keras ini dapat menakung air hujan yang turun. Oleh hal yang demikian, air tersebut dapat diguna pakai oleh orang lain untuk tumpang minum, tumpang masak, tumpang mandi dan sebagainya. Orang yang jenis kedua ini, apabila dia mendengar ilmu agama, ayat2 al-quran dan hadith dia dapat menyerap dan merekod dengan baik dalam otaknya, namun ia tidak bermanfaat kepada dirinya (tidak mengamalkan ilmu yang dipelajarinya). Kita boleh melihat dari segi akhlaknya yang buruk tidak selari dengan banyaknya ilmu yang dia. Namun begitu, dia masih dapat mengajarkan ilmu kepada orang lain dengan baik yang mana orang lain bisa mengambil manfaat darinya.
3) Tanah jenis ketiga ialah tanah jenis gersang yang tidak menumbuhkan tanaman dan tidak pula menakung air hujan yang turun ibarat padang pasir. Orang yang diumpamakan seperti tanah jenis ini ialah orang yang apabila didatangkan ilmu agama kepadanya, ia tidak memberi sebarang kebaikan kepada dirinya dan kepada orang lain. Dia tidak mengendahkan dan tidak mahu ambil peduli dengan ilmu agama. Orang yang jenis ketiga ini langsung tidak memberi manfaat kepada manusia lain walau sedikit pun.
Begitulah sedikit huraian tentang hadith yang Rasulullah saw umpamakan sikap manusia yang berinteraksi dengan ilmu agama dengan 3 jenis keadaan tanah. Marilah kita cuba menjadi yang terbaik iaitu menjadi manusia yang jenis pertama yang diterangkan seperti di atas tadi. Manusia ini berusaha memahami ilmu agama dengan mempraktikkan ilmu yang dipelajarinya (beramal) dan dia mengajar kepada orang lain pula. Ia belajar agama bukan sekadar untuk mengisi masa lapang, bukan kerana wang ringgit, harta dan pangkat tetapi ingin membentuk jati peribadi muslim yang unggul dan berusaha untuk membentuk peribadi muslim yang lain pula. Secara tidak langsung, islam akan tersebar dengan meluas serta melahirkan individu muslim yang soleh dan musleh. Wallahu’alam.
Friday, December 04, 2009
Ada Hikmah Dibalik Penghinaan
۞ ﺒﺴﻢ ﺍﷲ ﺍﻠﺮﺤﻤٰﻦ ﺍﻠﺮﺤﯿﻢ ۞
Ada Hikmah Dibalik Penghinaan oleh Syaripudin Zuhri Jumat,
artikel asal dari: http://www.eramuslim.com/oase-iman/ada-hikmah-dibalik-penghinaan.htm
Ada saat saat dalam pergaulan, kau mungkin merasa direndahkan, merasa terhina atau merasa diremehkan karena kedudukan, status sosial atau jenis pekerjaan. Lalu kau merasa direndahkan sedemikian rupa hingga kau merasa dikucilkan atau merasa tak dianggap sama sekali atau bahkan tak "diorangkan" oleh orang lain, sabarlah dan ucapkan Alhamdulillah !
Loh gimana sih, Lagi dihina orang kok alhamdulillah ? Ya, karena pada saat kau merasa dihina atau memang betul-betul dihina atau bahkan mungkin di caci maki dihadapan orang banyak, katakan "alhamdulillah" mengapa ? Karena pada saat itu sedang terjadi transfer yang luar biasa cepatnya, dimana pahalamu sedang bertambah dari orang yang menghinamu, sedangkan dosa-dosamu sedang diambil orang yang sedang menghinamu. Nah bukankah itu membahagiakan, mendapat pahala gratis dan terhapus dosamu tanpa usaha.
Susah memang pada awalnya, dihina kok alhamdulillah ? Yang jelas tak perlu merasa terhina saat dihina orang lain, karena orang yang mudah menghina orang lain adalah bukan orang yang mulia. Jangan-jangan lebih hina dari orang yang sedang dihina. Lagi pula Dia dalam firmanNya mengatakan " Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokan kaum yang lain ( karena ) boleh jadi mereka ( yang diolok-olokan ) lebih baik dari mereka yang mengolok-olokan " (QS 49:11) Jelas sekali kan firmanNya itu. Jadi mengapa perlu bersedih atau sakit hati bila dihina orang lain ? Lagi pula hinaan itu ibarat kawah candradimuka, hati itu digodok sedemikian rupa, agar tak mudah goyah, tabah dan sabar. Jadilah ilalang yang diinjak-injak orang masih tetap hidup atau jadilah seperti baja yang makin di tempa, makin di palu makin kuat.
Kita sudah sama-sama mengetahui bahwa orang yang mulia sangat menghargai orang lain dan mudah memaafkan orang lain yang bersalah kepadanya. Jika terjadi sebalikknya itulah orang yang hina. Memang dalam kehidupan, orang begitu merasa sakit di hati bila mendapat penghinaan dari orang lain, sampai-sampai mungkin tidak bisa tidur karenanya, boleh jadi menimbulkan dendam yang membara hingga ada niat untuk membalas rasa sakit hati tersebut pada orang yang telah menghinannya.
Namun bila dihadapi dengan hati yang jernih, saat di hina, justru "alhamdulillah" karena saat itulah kita dapat mengetahui kualitas akhlak orang lain, saat itulah kita dapat mengetahui siapa sesungguhnya orang yang sedang menghina itu. Dan boleh jadi saat di hina kita segera dapat mengintropeksi diri, jangan-jangan kita memang pantas untuk dihina, karena kelakuan, perkataan atau perbuatan kita sendiri. Jika memang hinaan itu benar, kata "alhamdulillah"pun masih tepat, karena secara tidak langsung, orang yang sedang menghina itu telah menunjuki kesalahan kita.
Alhamdulillah, ada "konsultan" gratis yang tanpa diminta telah menunjukan kesalahan kita. Dengan demikian, kita akan segera memperbaiki diri. Nah bukankah hinaan itu membawa hikmah ? Nah bukankah kalau kita mendapat hikmah, kita bersyukur ? Sedangkan kata yang paling tepat untuk bersyukur adalah alhamdulillah.
Kata alhamdulillah kelihatanya sederhana, namun mengadung makna yang luar biasa. Bila saat di hina atau merasa dikucilkan saja sudah mampu mengucapkan alhmdulillah, apa lagi bila mendapat rejeki, pujian atau mendapat sesuatu yang baik, sudah sepantasnya kita mengucapkan kata "alhamdulillah", segala puji bagi Allah, kita kembalikan pujian tersebut kepada Allah SWT, karena memang Dialah yang pantas mendapat pujian !
Tuesday, November 24, 2009
Islam dan Kesempurnaan Akhlak
۞ ﺒﺴﻢ ﺍﷲ ﺍﻠﺮﺤﻤٰﻦ ﺍﻠﺮﺤﯿﻢ ۞
Akhlak mulia antara sifat alami atau usaha..
Akhlak merupakan sebuah tabiat atau ketetapan yang asli, akhlak mulia juga mampu dicapai dengan jalan usaha. Maksudnya manusia mampu menjadi baik dan berakhlak mulia dengan usahanya sendiri, bukan menyerahkan nasibnya pada takdir semata-mata.
Nabi SAW berkata kepada Asyajj Abdul Qais:
قال له النبي صلى الله عليه و سلم : إن فيك لخلتين يحبهما الله الحلم والأناة
“ Sesungguhnya dalam dirimu ada dua sifat yang Allah sukai; sifat sopan santun dan tidak tergesa-gesa.
قال : يا رسول الله أنا أتخلق بهما أم الله جبلني عليهما ؟
Dia berkata : Wahai Rasul Allah, adakah kedua sifat itu merupakan hasil usahaku, atau Allah yang telah menetapkan keduanya kepadaku?
فقال له النبي صلى الله عليه و سلم : بل الله جبلك عليهما
Nabi SAW menjawab ; “ Bahkan Allah yang mengurniakan keduanya kepada kamu.
فقال : الحمد لله الذي جبلني على خلقين يحبهما الله ورسوله
Kemudian dia berkata ; “ Segala puji bagi Allah yang mengurniakan aku dua akhlak yang dicintai oleh Allah dan Rasulnya.
[Hadis Abu Daud 5525 Kitab Al-Adab, Ahmad 4/206, Muslim 25 dan 26 Kitab Al-Iman, Imam Tirmizi 2011 Kitab Al-Birr Wa As-Silah]
Hadis ini menunjukkan akhlak terpuji dan mulia merupakan sesuatu yang alami atau nikmat yang Allah kurniakan buat manusia dan juga merupakan sesuatu yang boleh dicapai. Dan akhlak yang lebih baik dapat dicapai dengan usaha .
Siapakah yang lebih utama, seseorang yang Allah kurniakan kepadanya akhlak terpuji atau seseorang yang berusaha bersungguh-sungguh untuk memperolehi akhlak mulia tersebut? Yang mana paling baik antara kedua hamba tersebut?.
Jawapannya sudah semestilah mereka yang dikurniakan Allah akhlak yang mulia itu lebih baik kerana dia lebih mudah untuk menghadirkan akhlak mulia dalam kehidupan dirinya.
Manakala yang bakinya, seorang yang berusaha bersungguh melawan hawa nafsunya dan melatih dirinya untuk menjadi seseorang yang lebih baik. Dan dia mendapat pahala atas usahanya melawan hawa nafsu dan berpindah ke arah yang lebih baik. Tetapi dari segi kesempurnaan akhlak, sudah pastilah hamba yang pertama tadi lebih baik.
Adapun seseorang yang dikurniakan Allah akhlak yang lebih baik dan berusaha untuk menjadi lebih baik akhlaknya, maka dia adalah yang terbaik.[ Al-Fawaid oleh Ibnu Qayyim m/s 210 dan 211].
Dari pernyataan di atas, seseorang yang berada dalam keadaan di atas, mereka berada di antara 4 golongan;
1. Mereka yang terhalang untuk berakhlak mulia samada secara alami dan melalui jalan usaha.
2.Mereka yang tidak dikurniakan Allah akhlak yang mulia, tetapi berusaha untuk mendapatkannya dengan jalan usaha.
3. Mereka yang dikurniakan akhlak yang baik dan berusaha untuk menjadi lebih baik akhlaknya.
4. Mereka yang ada akhlak yang baik, tetapi tidak berusaha untuk memperbaikinya.
Para pembaca blog yang dihormati,
- Daripada 4 golongan di atas, di manakah anda?
Kesempurnaan Syariat Islam ditinjau dari sisi akhlaknya.
Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW diutuskan kepada kita untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : إنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Nabi SAW bersabda : Sesungguhnya aku diutuskan untuk menyempurnakan akhlak.
[Ahmad dalam Musnadnya [ 2/381], Hakim dalam Mustadraknya [2,613], Bukhari dalam Sahihnya Kitab Adabul Mufrad [No. 273], Baihaqi [10/192], Imam Haithami dalam Majmu3 Az-awaid [ 9/15]. Disahihkan oleh Al-Albani dalam As-Silsilah As-Sahihah [No. 45]. ]
Sesungguhnya ajaran Nabi-nabi terdahulu untuk membaiki akhlak manusia dan mengajak menyembah pencipta yang satu. Dan ajaran Nabi Muhammad SAW menyempurnakannya.
Cara Memperolehi Akhlak yang mulia.
1. Beristiqamah dalam beramal dan mempraktikkan apa yang terkandung di dalam Al-Quran dan Sunnah Rasul Allah SAW.
Sesungguhnya mengubati jiwa dan memperolehi akhlak bukan dicapai dengan cara sendiri, tetapi dengan merujuk dan kembali kepada Al-Quran dan As-Sunnah. Sessungguhnya Allah menciptakan manusia dengan akal untuk membezakan di antara kebaikan dan keburukan, tetapi dengan petunjuk dari Allah dengan perantaraan Rasulnya. Seolah-olah ubat itu dari Allah dan para RasulNya yang memberi panduan tentang penggunaan ubat tersebut.
Rasul adalah doktor bagi hati, tidak ada jalan untuk membersihkan hati dan memperbaikinya kecuali dengan petunjuknya, serta sifat tunduk dan patuh dan meminta pertolongan kepada Allah.
2. Bersahabat dengan sahabat yang berakhlak mulia.
Untuk mendapatkan akhlak yang mulia, sudah semestinya melalui sahabat yang berakhlak mulia. Sahabat yang berakhlak mulia ibarat sebuah sekolah yang mana kita menimba akhlak yang mulia darinya.
عَنْ أَبِي مُوسَى عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّمَا مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً.
Dari Abu Musa, Nabi SAW bersabda “ Perumpamaan sahabat yang baik dan buruk akhlaknya seperti seorang penjual minyak wangi dan seorang tukang besi.Adapun penjual minyak wangi, kekadang ia menawarkan minyak wangi untukmu, kekadang ia member minyak wangi untukmu, dan kekadang kamu mendapat bau wangi darinya. Adapun penjual besi, jika ia tidak membakar pakaianmu, kamu akan mendapat bau yang tidak elok darinya.”
[Bukhari [ No. 2101], Muslim [ No. 146]]
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ.
Dari Abu Hurairah r.a., Nabi SAW bersabda : Seseorang itu dengan agama sahabatnya, maka hendaklah kalian melihat orang yang akan kalian bersahabat.
[Hadis Hasan Sahih oleh Tirmizi [No. 2378], Abu Daud [No. 4833], Ahmad dalam Musnadnya [2/303 dan 334], dihasankan oleh Albani dalam kitab Sahih Jami’ As-Saghir [ No. 3545] dan Silsilah Hadis As-Sahihah [ No. 927].
3. Memerhatikan akibat yang buruk dari akhlak yang tercela.
Manusia diciptakan dengan akal untuk membezakan perkara baik dan buruk. Dan mereka yang berakhlak buruk akan ditinggalkan dan dikenali dengan perbuatannya dan percakapannya. Maka apabila kita menjumpai akhlak yang buruk, maka segeralah meninggalkannya.
4. Mengambil contoh dari akhlak Nabi SAW.
Sesungguhnya Rasul Allah itu contoh ikutan yang paling baik bagi seorang Muslim. Maka, sewajarnya kita mencontohi setiap akhlak dan adab Rasul SAW.
Allah SWT berfirman:
وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ (Al-Qalam 4)
“Dan engkau (Muhammad) memiliki budi pekerti yang agung!”(Al-Qalam 4)
Akhir kalam, saya menyeru diri saya dan para pembaca untuk bersama-sama membaiki akhlak dan beristiqamah dalam melawan hawa nafsu. Semoga Allah membantu kita dalam menasihati sesama kita dan mengislah diri kita ke arah kebaikan.
(kredit to http://rajawalibiru.wordpress.com)
Thursday, November 05, 2009
Belajar hormati orang lain
۞ ﺒﺴﻢ ﺍﷲ ﺍﻠﺮﺤﻤٰﻦ ﺍﻠﺮﺤﯿﻢ ۞
Sikap manusia, memusuhi apa yang tidak difahaminya dan apa yang tidak diminatinya. Lumrah. Namun begitu, jika kita bersifat insani, gunalah mata hati dan akal fikiran untuk menghormati minat dan keputusan orang lain. Sejak dari kecil, saya selalu makan budu dan tidak pernah makan ikan keli, jadi saya amat meminati budu dan tidak menyukai ikan keli. Tetapi bukan bererti saya mencemuh orang yang suka makan ikan keli. “Eii, apa la, ikan keli pun makan, dah la ada misai, geli geleman aku tengok badan ikan keli berlendir”. Tidak pernah saya katakan begitu. Saya juga tidak pula mengherdik orang yang tidak menyukai makanan pujaan warga Kelantan iaitu budu. “Apala, budu yang sebegini lazat dan berkhasiat pun tidak mahu makan, rugi..rugi...pelik sungguh. Tak boleh jadi ore kelate...”. Kita memahami bahawa orang yang tidak makan budu itu tidak pernah makan budu sedari kecil, jadi wajar saja jika ia ngak lalu makan budu. Contoh lain, “Apa la tanam pokok bunga, bukannya boleh makan pun, baik tanam pokok sayur ke, pokok buah ke, ada pekdahnya juge” dan “Apala asyik beli buku, perabihkan duit je, baik beli benda lain.” Kata-kata begini boleh menyinggung perasaan orang lain tanpa kita sedari. Apalah salahnya kita menghormati minat orang lain selagi ia tidak menyalahi agama dan tidak mengundang keburukan kepada orang lain? Jika kita ingin dihormati, hormatilah perasaan orang lain. Ini adalah sebahagian contoh saja daripada banyak-banyak contoh..fikir lah sendiri..
Kadang-kadang kita merasa pelik, kenapa orang tu suka itu dan tidak suka ini? Tidak suka ini tapi suka itu. Hakikatnya manusia tidak sama dan kita berbeza. Ia bukan situasi yang pelik. Lelaki dan wanita secara biologinya adalah berbeza sudah tentu juga minat dan kegemaran mereka juga berbeza (ada juga sesetengahnya sama). Lelaki lebih suka kepada aktiviti yang mencabar, sukan, kereta, dll dan perempuan pula lebih gemar kepada aktiviti menjahit, kraftangan,memasak, menghias rumah dan bermacam-macam lagi. Dalam rumahtangga, saling menghormati antara pasangan adalah suatu yang wajib. Di awal perkahwinan, jangan terkejut jika mendapati pasangan mempunyai hobi dan sikap yang pelik. Makanan kegemaran juga pelik-pelik. Di sinilah perlunya kita belajar untuk saling menghormatinya di antara suami isteri bagi menjaga keharmonian rumah tangga yang dibina. Berapa ramai pasangan yang bercerai-berai akibat hilang perasaan hormat-menghormati sesama mereka.
Fikir dulu sebelum mengeluarkan kata-kata. Hormati perasaan orang lain khususnya orang yang kita sayangi iaitu ibubapa, suami, isteri, anak-anak, sahabat, saudara mara, jiran tetangga kerana apa yang kita minat dan mahu terkadang tidak sama dengan cita rasa mereka. Jangan pentingkan diri sendiri tapi fikir juga perasaan orang lain dan hormati mereka.
Sunday, November 01, 2009
Muhasabah Cinta
Dengar nasyid ini di http://www.imeem.com/people/wNWhfLD/music/eOdeJlpP/edcoustic-muhasabah-cinta/
Muhasabah Cinta by:Edcoustic
Wahai... Pemilik nyawaku
Betapa lemah diriku ini
Berat ujian dariMu
Kupasrahkan semua padaMu
Tuhan... Baru ku sadar
Indah nikmat sehat itu
Tak pandai aku bersyukur
Kini kuharapkan cintaMu
Kata-kata cinta terucap indah
Mengalir berzikir di kidung doaku
Sakit yang kurasa biar jadi penawar dosaku
Butir-butir cinta air mataku
Teringat semua yang Kau beri untukku
Ampuni khilaf dan salah selama ini
Ya ilahi....
Muhasabah cintaku...
Tuhan... Kuatkan aku
Lindungiku dari putus asa
Jika ku harus mati
Pertemukan aku denganMu
Saturday, October 24, 2009
Pokok setawar ada gunanya...
۞ ﺒﺴﻢ ﺍﷲ ﺍﻠﺮﺤﻤٰﻦ ﺍﻠﺮﺤﯿﻢ ۞
Saya amat meminati tumbuh-tumbuhan. Sekarang ini saya baru berjinak-jinak menanam pokok di rumah setelah sekian lama hasrat saya ini tertangguh kerana sibuk dengan anak. Itupun keluar rumah di waktu anak2 saya mandi di luar saja. Saya amat meminati satu jenis pokok iaitu pokok setawar. Pokok setawar (scientific name:Sedum) mempunyai pelbagai jenis species. Lihatlah keindahan pokok2 sedum di bawah ni:
Sedum is the large stonecrop genus of the Crassulaceae, representing about 400 species of leaf succulents, found throughout the northern hemisphere, varying from annual and creeping herbs to shrubs. The plants have water-storing leaves. The flowers usually have five petals, seldom four or six. There are typically twice as many stamens as petals.
Well known European Sedums are Sedum acre, Sedum album, Sedum dasyphyllum, Sedum reflexum (also known as Sedum rupestre) and Sedum hispanicum.
Many sedums are cultivated as garden plants, due to their interesting and attractive appearance and hardiness. The various species differ in their requirements; some are cold-hardy but do not tolerate heat, some require heat but do not tolerate cold.
Sedum species are used as food plants by the larvae of some Lepidoptera species including Grey Chi. In particular, Sedum spathifolium is the host plant of the endangered San Bruno elfin butterfly of San Mateo County, California. (sumber:wikipedia).
Dalam dunia microbiology, Umesha et al.,2007 telah menemui satu spesis sedum iaitu "Sedum hybridum" sebagai "indicator plant" dalam ujian "hypersensitivity" bagi "phytopathogenic bacteria" atau bakteria yang menyebabkan penyakit kepada tumbuhan. Jika sebelum ini, pokok standard yang digunakan ialah pokok tembakau untuk bakteria gram negatif dan pokok pukul empat untuk bakteria gram positif.
Maksud surah ali Imran ayat 190-191:-
Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, dan pertukaran malam dan siang, sungguh terdapat ayat-ayat (tanda-tanda) bagi ‘ulul-albab’ (ahli fikir).
(Iaitu) orang yang mengingati Allah semasa berdiri, duduk dan berbaring dan mereka bertafakur (memikirkan dengan mendalam) tentang penciptaan langit dan bumi (lalu mereka mengucapkan): “Rabbana (wahai Tuhan kami)! Engkau (Allah) tidak jadikan (semua) ini dengan sia-sia. Subhanaka (Maha Suci Engkau/Allah)! Lindungilah kami daripada azab neraka.”
Apabila memandang keindahan alam maya, cubalah renung dan berfikir sejenak betapa hebatnya Pencipta kita! Subhanallah, semua yang diciptakan Allah pasti ada tujuan dan hikmah disebaliknya untuk kita hayati kekuasaan Allah dan menyuburkan keimanan dalam diri. Berjalan, melihat dan mentafsir.
Thursday, October 22, 2009
Salahkah wanita bekerja?
۞ ﺒﺴﻢ ﺍﷲ ﺍﻠﺮﺤﻤٰﻦ ﺍﻠﺮﺤﯿﻢ ۞
Salahkah wanita bekerja?
WANITA DILARANG BEKERJA, MELAINKAN ...
Ditulis oleh Ustaz Zahazan di www.zahazan.net
Jumaat, 09 Oktober 2009 10:45
Apakah hukum bekerja bagi seseorang perempuan? Sekiranya ia dibenarkan, tolong jelaskan adab lain yang perlu diamalkan bukan saja oleh wanita, tetapi seorang lelaki Muslim kepada wanita yang bukan muhrimnya.
Hamba Allah, Putrajaya
Hukum bekerja bagi seseorang perempuan adalah harus. Berkaitan dengan perkara ini, Sayyid Qutb membuat satu ulasan yang menarik berkaitan dengan peristiwa pertemuan Nabi Musa a.s dengan dua orang anak perempuan hamba yang salih di Madyan. Sesetengah pandangan mengatakan ia adalah Nabi Syuib a.s.
Firman Allah dalam ayat ke 23 surah al-Qasas :
Dan ketika dia sampai di telaga air negeri Madyan, ia dapati di situ sekumpulan orang-orang lelaki sedang memberi minum (binatang ternak masing-masing), dan ia juga dapati di sebelah mereka dua perempuan yang sedang menahan kambing-kambingnya. Dia bertanya: "Apa hal kamu berdua?" Mereka menjawab: "Kami tidak memberi minum (kambing-kambing kami) sehingga pengembala-pengembala itu membawa balik binatang ternak masing-masing; dan bapa kami seorang yang terlalu tua umurnya". Maka Musa pun memberi minum kepada binatang-binatang ternak mereka, kemudian ia pergi ke tempat teduh lalu berdoa dengan berkata: "Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku sangat berhajat kepada sebarang rezeki pemberian yang Engkau berikan". Kemudian salah seorang dari perempuan dua beradik itu datang mendapatkannya dengan berjalan dalam keadaan tersipu-sipu sambil berkata:" Sebenarnya bapaku menjemputmu untuk membalas budimu memberi minum binatang ternak kami". Maka ketika Musa datang mendapatkannya dan menceritakan kepadanya kisah-kisah kejadian yang berlaku (mengenai dirinya) berkatalah orang tua itu kepadanya: "Janganlah engkau bimbang, engkau telah selamat dari kaum yang zalim itu ".
Kata Sayyid Qutb, syarat pertama membenarkan wanita bekerja apabila keadaan ekonomi menuntutnya. Pada waktu itu, dia terpaksa keluar untuk memenuhi tuntutan mencari rezki. Ini dapat kita lihat pada frasa ayah kami sudah terlalu tua.
Perkara yang kedua ialah jangan ada percampuran bebas yang berlaku antara lelaki dan perempuan. Perkara ini dapat kita lihat menerusi gambaran ayat "Kami tidak memberi minum (kambing-kambing kami) sehingga pengembala-pengembala itu membawa balik binatang ternak masing-masing”
Syarat yang ketiga pula ialah kewajipannya memelihara diri & kehormatan. Ini disebut jelas dalam ayat “Kemudian salah seorang dari perempuan dua beradik itu datang mendapatkannya dengan berjalan dalam keadaan tersipu-sipu..” Seseorang wanita yang bekerja wajib menjaga maruah diri agar jangan menjadi wanita murahan mudah bergelak ketawa dengan lelaki-lelaki lain yang merupakan rakan sepejabat. Malah dia dengan mudah menawarkan diri keluar bersama berdua-duaan untuk makan tengahari dan sebagainya.
Ringkasnya, seseorang wanita yang beriman hendaklah memelihara dirinya dari menjadi alat hiburan yang mengasyikkan lelaki-lelaki liar. Allah s.w.t mengajar kaum muslimah agar menjaga diri seperti firmanNya dalam ayat 31 ke surah an-Nur:
Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman supaya menyekat pandangan mereka (daripada memandang yang haram), dan memelihara kehormatan mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka kecuali yang zahir daripadanya; dan hendaklah mereka menutup belahan leher bajunya dengan tudung kepala mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka melainkan kepada suami mereka, atau bapa mereka atau bapa mertua mereka atau anak-anak mereka, atau anak-anak tiri mereka, atau saudara-saudara lelaki mereka, atau anak bagi saudara-saudara mereka yang lelaki, atau anak bagi saudara-saudara mereka yang perempuan, atau perempuan-perempuan Islam, atau hamba-hamba mereka, atau orang gaji dari orang-orang lelaki yang telah tua dan tidak berkeinginan kepada perempuan, atau kanak-kanak yang belum mengerti lagi tentang aurat perempuan; dan janganlah mereka menghentakkan kaki untuk diketahui orang akan apa yang tersembunyi dari perhiasan mereka; dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, supaya kamu berjaya.
Merujuk soalan yang kedua pula, lazimnya masyarakat Melayu menggunakan perkataan muhrim yang merujuk kepada golongan yang haram dikahwini. Sebenarnya perkataan yang tepat adalah mahram. Muhrim adalah bermaksud dalam bahasa Arab sebagai orang yang berihram. Ajnabi pula adalah seseorang lelaki yang asing, yang bukan mahram contohnya jiran, rakan sepejabat dan lain-lain. Ajnabiyyah pula adalah seseorang perempuan yang bukan mahram bagi seseorang lelaki contohnya pembantu rumah wanita, pekerja di pejabat dan lain-lain.
Intipati larangan Islam kepada kedua golongan lelaki dan perempuan adalah jangan berdua-duaan dalam satu suasana yang boleh mengundang curiga kepada pihak lain. Dalam banyak hadis yang sahih contohnya seperti yang diriwayatkan oleh al-Bazzar Nabi menjelaskan, tidak akan berdua-duaan seorang lelaki dengan perempuan melainkan syaitan akan jadi yang ketiga.
Selain itu seseorang lelaki juga diharamkan bermusafir bersama seseorang wanita bukan mahram melainkan jika ada lelaki yang merupakan mahram wanita itu. Seorang lelaki juga diharamkan menceritakan urusan peribadinya atau masalah peribadinya kepada seseorang wanita ajnabiyyah (begitu juga sebaliknya).
Imam Nawawi menjelaskan dalam kitab al-Majmuk, maslahat atau kebaikan yang terdapat dalam pemeliharaan hubungan ini adalah demi kepentingan nasab dan keturunan.
Apabila kita melihat masyarakat barat sebagai contohnya yang amat fleksibel dalam hubungan tersebut hingga menatijahkan lebih 80% kelahiran adalah dari pasangan yang tidak dapat dikenal pasti.
Amat benar kata-kata ulama Islam, contohnya Ibnul Qayyim apabila beliau berkata, pensyariatan undang-undang dalam Islam ini semuanya merupakan keadilan dan kebaikan secara mutlak. Justeru menegakkannya menyebabkan kehidupan menjadi teratur dan selamat dari persengketaan.Wallahu a'lam
p/s: di copy paste dr http://keluargakusayang.blogspot.com, credit to Ust.Zahazan.
Tuesday, October 13, 2009
Nikah jangan tak nikah..
۞ ﺒﺴﻢ ﺍﷲ ﺍﻠﺮﺤﻤٰﻦ ﺍﻠﺮﺤﯿﻢ ۞
Setelah pasangan teruna dan dara sudah bersedia untuk menikah, namun masalah wang hantarn pula yang menjadi dilema di pihak bakal pengantin lelaki. Tidak dinafikan, ramai pasangan yang menunda-nunda majlis perkahwinan kerana masalah wang hantaran ini hingga mengundang kejadian-kejadian yang tidak diingini.
Di Kelantan, wang hantaran menjadi hak milik penuh/mutlak pengantin perempuan. Duit hantaran itu tidak boleh diguna pakai oleh keluarga untuk membuat kenduri. Beruntung juga menjadi 'mek kelate' ni :-). Semasa saya berkahwin dulu, saya tidak mempunyai duit langsung kerana masih belajar. Segala perbelanjaan majlis pernikahan saya ditanggung penuh oleh keluarga terutama ibu dan wali saya iaitu abang saya sendiri. Saudara mara juga membantu menyediakan kelengkapan kenduri. Majlis pernikahan saya juga sangat sederhana kerana disekalikan dengan kenduri abang. Kami juga hanya menjemput saudara-mara dan jiran tetangga yg dekat serta sahabat2 saya. Alhamdulillah walaupun sederhana, majlis pernikahan saya dan suami berjalan lancar.
Di luar Kelantan, wang hantaran oleh pengantin lelaki diguna sepenuhnya untuk membuat kenduri. Jika pihak keluarga sebelah perempuan bercadang untuk membuat kenduri secara besar-besaran, maka besarlah wang hantaran akan dikenakan. Jadi, ini tentu membebankan pihak lelaki. Usia di kala lelaki dalam lingkungan 20-an berapa sangatlah duit simpanan mereka. Jadi ibubapa pihak perempuan harus rasional dalam meletakkan duit hantaran ini. Untuk itu, sebagai kesimpulan dari saya, buatlah kenduri secara sederhana saja. Sebenarnya boleh jika kita mahu, tapi kalau kita ikut trend masyarakat sekarang yg ingin serba moden, kelainan, mewah dan 'grand', modal kenduri tentulah tinggi. Fikirkan juga pasangan pengantin baru ini akan memulakan alam rumahtangga selepas itu yang tentunya memerlukan sejumlah wang.
Wang hantaran bukan suatu beban
Mei 8, 2007
Utusan Malaysia 8 Mei 2007
Wang hantaran bukan suatu beban
Pendapat
PERHUBUNGAN uda dan dara yang berjalan lancar berserta dengan strategi yang terancang akhirnya menemukan jalan buntu apabila wang hantaran menjadi puncanya. Wang hantaran adalah tinggi dan di luar kemampuan lelaki untuk mengadakannya.
Sama ada benar atau tidak, satu ketika dulu wang hantaran ini merupakan pra- syarat kepada calon lelaki disukai atau tidak oleh emak mertuanya.Walaupun anda mencintai pasangan anda separuh mati, kalau ibu bapa tidak berkenan, ia dimanipulasikan dari segi wang hantaran ini.
Wang hantaran ini adakalanya dijadikan prestij sesebuah keluarga.Tapi tidak semua menjadikannya prestij sebegitu. Ada ibu bapa mengambil tindakan yang rasional kerana tidak mahu dilabelkan seperti ‘menjual anak’ sewaktu menetapkan wang hantaran perkahwinan.
Hubungan antara lelaki dan perempuan berjalan seperti biasa dan atas fakta wang hantaran ini, perkahwinan yang dirancangkan itu menjadi tertangguh.Bukan hanya tertangguh tetapi putus di tengah jalan ataupun menjuruskan kejadian-kejadian yang tidak diingini.
Mungkin di dalam penetapan wang hantaran ini, ibu bapa berdasarkan kepada faktor semasa di mana harga barang-barang semakin naik dan wang hantaran juga turut naik.
Kita tidak memikirkan tentang kemampuan pasangan gadis itu. Lelaki yang mendirikan rumah tangga biasanya di sekitar lingkungan dua puluhan atau di penghujungnya. Kemampuannya dari segi ekonomi adalah terbatas.Mereka juga terikat dengan komitmen keluarga dan diri sendiri.
Sudah sampai masanya, kaedah yang bersesuaian perlu dicari untuk memudahkan cara. Apa salahnya kita lakukan sesuatu majlis itu secara sederhana dengan menikahkan pasangan tersebut di masjid dan membuat kenduri dua atau tiga khemah bagi menghebahkan kepada kaum keluarga yang terdekat bahawa pasangan tersebut telah berkahwin.
Kita harus memikirkan kehidupan pasangan ini selepas melangsungkan perkahwinan.
Mereka akan membina hidup baru yang juga memerlukan wang.Kalaulah semasa menyediakan wang hantaran dan belanja perkahwinan dilakukan secara berhutang, bukankah ini akan menyulitkan mereka di kemudian hari?
Menteri di Jabatan Perdana Menteri, Datuk Dr.Abdullah Md.Zin di dalam satu kenyataan di Mingguan Malaysia menasihatkan masyarakat Islam di negara ini tidak menjadikan wang hantaran sebagai satu beban dan mendatangkan masalah kepada bakal pengantin.
Kekeluargaan
Saya berpendapat, banyak kriteria-kriteria lain yang perlu dilihat selain wang hantaran, seperti tingkah laku pasangan termasuk di dalam hubungan inter-personal kekeluargaan bersama ipar duai kelak.
Teguran ini diberikan bagi mengelakkan kelewatan dalam mendirikan rumah tangga di kalangan gadis yang menjuruskan kepada lebih ramai lagi anak dara tua.
Bukan itu sahaja, kekangan daripada masalah wang hantaran ini boleh membiakkan penyakit sosial seperti bersekedudukan, zina dan status membujang di kalangan lelaki akan meningkat.
Dalam mengatasi masalah ini,sudah sampai masanya untuk merujuk kepada kehendak Islam di mana kesudian golongan wanita untuk diterima menjadi isteri adalah satu penghargaan atas kesanggupan mereka menjaga anak dan suami.
Mungkin ada pihak yang menjadi keliru dengan mengambil asas perkiraan di dalam sesuatu majlis perkahwinan mengikut kehendak semasa bukan kepada asas kehendak Islam yang diperkatakan.
Lagipun kita semakin bimbang sekiranya teguran ini diperlekehkan oleh masyarakat Islam, ia akan menjadi lebih ramai pasangan yang memelihara anak angkat dan menyusukan sendiri dengan bantuan suntikan hormon bagi memudahkan penyusuan. Ini adalah semata-mata untuk menemankan mereka semasa kesunyian kerana kesukaran mendapatkan lelaki untuk dijadikan calun suami.
Teguran daripada pak menteri itu seharus dilihat dari segi positifnya, khususnya di dalam mengukuhkan institusi kekeluargaan di kalangan masyarakat Islam. Pada masa yang sama lelaki juga harus menunjukkan kewibawaan mereka dari segi ekonomi di dalam menjaga pasangan mereka setelah berkahwin nanti.
– ISMAIL HASHIM,
Seremban. Negeri Sembilan.
sumber:http://motivasiminda.wordpress.com/2007/05/08/wang-hantaran-bukan-suatu-beban/
Saturday, September 26, 2009
Baitul Muslim
۞ ﺒﺴﻢ ﺍﷲ ﺍﻠﺮﺤﻤٰﻦ ﺍﻠﺮﺤﯿﻢ ۞
"Bait" merujuk kepada rumah. Baitul muslim bermaksud rumah tangga muslim. Tepatkah? Maaf, saya tidak arif bahasa arab jadi sila betulkan ya jika ada kesilapan. Namun di sini saya bukan hendak membicarakan mengenai b.arab tapi mengenai baitul muslim itu sendiri.
Ramai sahabat saya di luar sana sudah sedia untuk membina baitul muslim namun kata orang jodoh belum ketemu. Saya punya pengalaman membantu suami menguruskan baitul muslim ternyata ia di luar jangkaan. Saya menyangka ianya mudah, namun hakikatnya payah juga terutama jika "tiada jodoh". Pusing sana, pusing sini, akhirnya tidak jadi hasrat kami untuk menjodohkan sesetengah muslimin dan muslimat. Mencabar juga tugasan ini namun kami atas dasar tiada lain iaitu ingin membantu lillahi ta'ala. Baru-baru ini, kakak ipar saya memberitahu ada dua orang sahabatnya sudah bertemu jodoh hasil daripada sebuah perencanaan baitul muslim sebuah website islami namun tidak dinyatakan website tersebut.
Namun di sini, saya menjumpai pendaftaran baitul muslim. Sebelum ini saya memang tidak pernah dengar tentang baitul muslim dalam website. Apa yang saya harapkan, usaha mereka mendapat keberkatan dari Allah dan semoga semua yang menyertainya mendapat kebaikan dan bertemu kebahagiaan.
Saya teringat akan satu ceramah daripada seorang motivator terkenal Dato' Dr. Haji Fadzilah Kamsah, kata beliau, jika berdoa meminta jodoh, umumkan doa tersebut. Misalnya, jika kita meminta jodoh, sebutlah "jodohkan aku dengan lelaki soleh" bukan "jodohkan aku dengan si pulan (org yg kita idamkan)" sebab kita tidak tahu siapa jodoh kita yg sebenarnya. Lelaki soleh/wanita solehah ada di mana2, jangan "aim" sesiapa kerana seperti firman Allah yg bermaksud:
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216).
Ia juga bertujuan untuk menjaga kesucian hati dari memikiri insan yang bukan muhrim. Saya tidak menujukan artikel ini kepada sesiapa, ia sekadar perkongsian dari hati ke hati. Kepada sahabat yang masih mencari-cari, insyaAllah jodoh mu akan tiba tepat pada masanya dan pertolongan Allah itu datang tepat di waktu kebutuhan hamba-Nya. Maksud surah at-Talaq:2-3,
"Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, nescaya Allah akan lepaskan ia dari masalah hidup Dan diberikannya rezeki dari sumber yang tidak diduga. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, nescaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan ( yang dikehendaki ) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
Wednesday, September 23, 2009
Masih dalam mood aidilfitri
۞ ﺒﺴﻢ ﺍﷲ ﺍﻠﺮﺤﻤٰﻦ ﺍﻠﺮﺤﯿﻢ ۞
Raya tahun ni kami beraya di kampung suami, Sekinchan. Penat jugalah beraya bersama kembar saya namun keindahan aidilfitri mengatasi kepenatan itu. Hari raya merupakan hari kemenangan umat Islam yg mesti kita raikan dengan suasana yg gembira dan penuh kesyukuran setelah sebulan kita berpuasa. Namun, perasaan ini bertamu sayu dan pilu pabila melihat keadaan insan di sekeliling dan melihat pelbagai kesusahan masyarakat yang dipaparkan di kaca tv menjelang hari raya. Kedhaifan mereka cukup menginsafkan diri ini yang serba kecukupan berbanding mereka. Semoga jiwa ini dilembutkan untuk sentiasa hidup dalam keadaan bersyukur kepada yang Maha Esa..
Di hadapan rumah ibu mertua saya di Bukit Kapar, ada satu perumahan (rumah teres setingkat) yang tidak siap2 setelah sekian lama dibina. Di dalam salah sebuah rumah tersebut, ada seorang hamba Allah yang berlindung di dalam rumah yg tidak siap itu. Rumah itu tidak berpintu, tiada air dan elektrik. Menurut ibu mertua saya, hamba Allah itu memasak untuk makan setiap hari. Di waktu malam, dia hanya memasang lilin untuk menerangi tempat tinggalnya. Oleh kerana dia sedikit cacat pemikirannya, dia tiada pekerjaan dan mengharapkan makanan yang diberikan oleh masyarakat sekeliling. Saya merasa sungguh kesian akan nasibnya. Begitulah nasib hidupnya, mungkin akan sebatang kara sampai ke tua. Menurut ibu mertua saya lagi, dia berpuasa di bulan Ramadhan, alhamdulillah. Di pagi raya, kesian sungguh apabila melihat kelibatnya. Mungkin padanya, beraya atau tidak sama saja. Namun, saya pula menyambut lebaran tahun ini bersama suami dan anak-anak...dunia saya tidak sepi seperti hamba Allah itu tadi...syukur..
Begitu juga di tv, setiap kali menjelang raya, ada pelbagai kisah suka duka masyarakat yang dipaparkan. Mungkin saya pernah melalui hidup susah di waktu kecil dan pernah menjadi anak yatim, saya mudah tersentuh dengan cerita2 sedih tersebut. Saya pernah merasakan kehilangan seorang insan yang bergelar ayah di usia 11 tahun. Oleh kerana itu, saya amat memahami perasaan seorang anak kecil yang kehilangan ayah lebih2 lagi di kala menjelang syawal..memang meruntun kalbu. Hilang tempat bergantung. Kebanyakan kisah2 sedih yg dipaparkan adalah kisah kehilangan orang yang tersayang seperti kematian anak, suami, ibu, ayah dan lain2 lagi. Yang pergi tetap pergi, yang masih hidup ini juga akan menyusul mereka nanti namun kita harus meneruskan kehidupan selagi nyawa masih dipinjamkan Allah kepada kita. Syawal, oleh kerana kita harus menyambutnya dengan gembira dan penuh rasa kesyukuran, jadikanlah ia satu bulan yang menghidupkan jiwa dan menguatkan hati untuk meneruskan kehidupan hingga bertemu syawal tahun hadapan jika panjang umur, insyaAllah. Sentiasa ingat akan misi hidup kita yang sebenar agar kita tidak lalai dan alpa..Allahu ghoyatuna!
Tuesday, September 15, 2009
Facebook: Antara Pro dan Kontra
۞ ﺒﺴﻢ ﺍﷲ ﺍﻠﺮﺤﻤٰﻦ ﺍﻠﺮﺤﯿﻢ ۞
Artikel asal dari : Saifulislam.com
“Ustaz, do you have any networking account?” tanya Saeb kepada saya.
“You mean, like Friendster and Myspace?” saya meminta kepastian.
“Yes. But in the States we don’t use Friendster. We’re more into Facebook,” jelas Saeb kepada saya.
Beliau adalah anak kepada pensyarah saya, seorang warga Amerika Syarikat.
“Oh yeah. I have registered an account but completely forgot about it because there’s no one there,” saya memberitahu.
“Great. Probably Malaysians are still hanging around Friendster. But anyway you’ll find us there. I’m trying to bring Dad into Facebook, too!” gurau beliau.
PENYERTAAN AWAL KE FACEBOOK
Saya mendaftarkan akaun Facebook pada awal 2007 tetapi hanya mengaktifkan penggunaannya semula kira-kira enam bulan selepas itu bagi menguruskan jaringan sosial antara kami, AJK IYEP dengan peserta yang datang dari seluruh dunia.
Ketika itu, amat kecil bilangan pengguna Malaysia yang berada di dalam jaringan Facebook. Namun, saya berasa selesa menggunakannya berbanding dengan Friendster kerana suasana di dalam Facebook lebih teratur, kemas dan ‘tidak kebudak-budakan’. Di kala itu, memang sudah menjadi buah mulut orang menganggap pembabitan anak muda di dalam Friendster di negara kita amat mengundang mudarat. Perkongsian gambar-gambar tidak senonoh hingga membabitkan beberapa artis ketika itu, menyebabkan saya langsung tidak terfikir untuk mempertimbangkan soal menyertai Friendster, biar pun untuk tujuan dakwah khususnya pada mendekati golongan remaja.
Berbeza dengan Facebook, rakan-rakan yang lebih ’sekepala’ dan ’seusia’ bertambah dari semasa ke semasa melalui Facebook dan ia sangat berkesan dalam usaha ‘menjejak kasih’ teman-teman lama dari seluruh dunia.
Keadaan ini sedikit demi sedikit berubah apabila semakin ramai pengguna internet Malaysia menyertai Facebook.
Saya tidak pasti apakah yang patut ditunding kesalahan. Apakah kerana kelompok yang membanjiri Facebook kebelakangan ini adalah remaja bermentaliti kebudak-budakan, atau mereka bekas pengguna Friendster, atau mereka mewakili suatu ngomelan tentang budaya kurang sihat di Malaysia yang disebut sebagai ‘First Class Facility with the Third Class Mentality’. Facebook mula comot dengan pelbagai aplikasi seperti kuiz, permainan dan pelbagai fungsi yang menghilangkan hemah Facebook selama ini.
Keadaan menjadi lebih merunsingkan apabila kita memiliki 5000 orang ‘rakan’ di dalam senarai jaringan kita. Apabila beberapa ratus daripada 5000 itu menyebarkan sampah sarap, ia sudah cukup untuk merosakkan fungsi asal Facebook yang menjadi asas tujuan kita memilih jaringan sosial ini.
BOLEH MENJADI HARAM
Keasyikan pengguna-pengguna Facebook melayan kuiz dan permainan, di samping sembang bual yang pada masa ini jumlah warga jaringan Malaysia mencecah lebih 800,000 orang, boleh menghasilkan suatu ketagihan seperti apa yang pernah menimpa pengguna perkhidmatan chatting MiRC suatu ketika dahulu. Tambahan lagi, dengan kemudahan akses Facebook melalui telefon bimbit, tahap ketagihan itu bisa jadi melampau dan merosakkan.
Dalam keadaan seperti ini, keharusan menggunakan Facebook boleh bertukar menjadi HARAM ke atas individu yang menyalahgunakan Facebook hingga berlaku kelalaian di tahap yang ekstrim.
Firman Allah Subhanahu wa Ta’aala:
23_1-3“Telah nyatalah kejayaan para Mukmin. Iaitu mereka yang di dalam solat mereka, khusyu’ mendirikannya. Dan mereka itu terhadap perkara-perkara yang melalaikan, mereka menghindarkannya” [al-Mu'minun 23: 1-3]
Apa yang menjadi larangan bukanlah Facebook sebagai medium. Tetapi larangan itu terkena ke atas individu yang gagal mengawal dirinya hingga sesuatu yang asalnya begitu bermanfaat berubah menjadi mudarat akibat lemah daya mengawal dan membuat pilihan.
Dalam masa yang sama juga beberapa konsep akhlaq perlu diberikan penjelasan dalam konteks etika melayari internet serta menggunakan aplikasi yang kedapatan, termasuk email dan Facebook.
EMAIL
Saya tidak menyiarkan alamat email di tempat terbuka.
Antara tujuannya ialah untuk melindungi akaun email saya daripada kebanjiran email spam. Justeru untuk kemudahan perhubungan, saya sediakan borang email dan semua mesej yang dihantar di situ akan masuk terus ke akaun Gmail saya.
Akan tetapi, apabila mesej yang dikirim, saya balas dengan memberikan jawapan yang diminta, penerima email itu telah memasukkan email saya ke senarai email yang bakal menerima artikel-artikel yang beliau hantar dalam jumlah yang sangat mengganggu. Entah mengapa, ada sesetengah kita memiliki tabiat mengajukan rantaian-rantaian artikel melalui email dalam bentuk yang tidak terkawal. Tentu sahaja mengambil satu artikel lalu dikongsikan bersama rakan-rakan lain agar tersebar manfaat, adalah suatu perbuatan yang terpuji. Tetapi tatkala menerima satu email, dan kemudian terus menekan butang REPLY atau REPLY TO ALL dengan email yang sudah lima lapis diperlakukan sedemikian rupa, ia menampakkan bahawa email itu dihantar lebih kepada tabiat suka mengajukan email (Email Forwarding) berbanding menghantarnya dalam keadaan sedar akan apakah tujuan ia dilakukan.
Ada yang menyebarkan secara BULK hingga 20 email sehari.
Bagaimanakah anda menguruskan akaun email apabila seorang yang tidak anda kenali, menghantar 20 forwarded email sehari (sebahagiannya adalah artikel anda sendiri yang diajukan kembali kepada anda)?
Kaedah mudahnya ialah tandakan sahaja email itu dan penghantarnya sebagai SPAM.
Tetapi atas dasar menghargai sesama Mukmin yang berutusan email dengan maksud kebaikan, saya menghantar email peribadi kepada si pelaku ini memohon jasa baiknya agar email saya dikeluarkan daripada senarai penerima forwarded article beliau.
Permintaan saya itu telah menyebabkan beliau melenting. Saya ditegur kerana ‘tidak menghargai kebaikan’, ’sudah terlalu baik hingga tidak perlu ditegur oleh artikel-artikel yang baik’ dan macam-macam lagi. Saya cuba untuk terangkan kepada beliau bahawa sebahagian daripada artikel yang beliau hantar kepada saya adalah artikel tulisan saya sendiri. Ini menunjukkan beliau tidak meneliti apa yang dihantar dan kepada siapa ia dihantar. Semuanya dilakukan sebagai tabiat bahawa selepas email dibaca, terus ditekan butang Forward untuk membina rantaian email yang menyemakkan.
Dek tindak balas beliau yang agresif, saya mengambil langkah drastik membuat tapisan (filter) bahawa semua email daripadanya, terus dipadam dan dimasukkan ke tong sampah (bin).
Sehingga kini ada lebih 20 filter yang berada di dalam email saya untuk menangkis kelakuan sebegini.
TAGGING DI DALAM FACEBOOK
Fungsi tagging di dalam Facebook mempunyai manfaat yang banyak.
Disebabkan oleh adanya fungsi ini, saya sudah kurang menggunakan kamera sendiri untuk mengambil foto program yang saya hadiri atau kendali. Lazimnya jurukamera atau peserta yang bergambar akan memuatnaikkan fotonya dan tatkala saya ditanda dengan tagging, maka foto itu secara otomatik masuk ke koleksi foto saya.
Namun, terdapat sejumlah pengguna Facebook yang menggunakan fungsi tagging ini sebahagian daripada apa yang dilakukannya di dalam kuiz dan permainan. Mungkin hal ini lebih menjadi masalah apabila ia berlaku kepada pengguna Facebook yang memiliki 5000 orang ‘rakan’ di dalam senarai jaringannya.
Kemunculan aplikasi seperti PICKUPFRIENDS telah mengundang lambakan ratusan tagging berserta mesej balasan yang mengganggu ketenteraman penerimanya.
Tabiat-tabiat seperti ini tidak seharusnya berlaku. Ia menggambarkan betapa kita tidak menghargai ruang persahabatan yang wujud lantas mengisinya dengan benda-benda yang disangka lucu tetapi hakikatnya menyakiti orang lain. Cukuplah pesanan Rasulullah sallallaahu ‘alayhi wa sallam:
hadith-salimalmuslimun
“Daripada Abdullah bin ‘Umar radhiyallaahu ‘anhuma beliau berkata, Rasulullah sallallaahu ‘alayhi wa sallam telah bersabda, “Seorang Muslim itu ialah seorang yang kaum Muslimin lain terselamat daripada (kejahatan) lisan dan tangannya. Seorang muhajir pula ada orang yang berhijrah meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah kepadanya” [muttafaq 'alayh]
FACEBOOK DAN YAHUDI
Dalam sentimen kemarahan kita terhadap apa yang menimpa umat Islam di bumi Palestin, kemahuan untuk melakukan sesuatu yang berbalut emosi sering membuatkan kita keterlaluan dalam tindakan.
Suatu ketika, kempen boikot berlangsung secara aktif. Senarai panjang barangan dan perkhidmatan disebarkan untuk diboikot. Masyarakat terbahagi kepada beberapa kelompok dalam hal ini. Ada yang menolak sepenuhnya tindakan boikot, ada yang bertindak memboikot sepenuhnya apa sahaja yang berkaitan dengan Yahudi dan Amerika Syarikat, dan di celah kedua-dua aliran itu, ada yang bertindak memboikot secara selektif.
Tindakan memboikot secara selektif ini didorong oleh kesedaran bahawa mengharamkan secara mutlak urusniaga yang membabitkan Yahudi atau Nasrani semata-mata kerana dia itu Yahudi atau Nasrani, adalah suatu tindakan yang tidak menepati kehendak Syara’.
markzuckerberg
Di dalam Majalah al-Islam keluaran September 2009, terdapat sebuah artikel yang tajuknya amat serius berbunyi, “ZUCKERBERG GUNA FACEBOOK UNTUK BUNUH PENDUDUK PALESTIN”.
Apa yang tidak wajar berlaku ialah, makalah tersebut hanya mendedahkan aktiviti biasa pengasas Facebook, Mark Zuckerberg, sebagai seorang Yahudi yang ‘multazim’ (mempraktikkan agama Yahudi dalam kehidupan seharian). Tetapi justifikasi terhadap kebenaran dakwaan bahawa Zuckerberg menggunakan Facebook untuk membunuh penduduk Palestin, hanya ditulis dalam sebuah perenggan ringkas berbunyi:
“… Pun begitu sebelum pengharaman oleh dua buah negara tersebut dibuat, wujud desas-desus yang mengaitkan penglibatan laman web tersebut dalam membiayai peperangan di Gaza”
Itu sahaja kenyataan yang wujud di sepanjang artikel berkenaan dalam mengaitkan Facebook dengan jenayah perang di Palestin. Ada pun isi kandungan lain, kesemuanya menceritakan tentang betapa Yahudinya seorang anak muda bernama Mark Zuckerberg, sesuatu yang tidak pernah diputuskan oleh Islam sebagai sebab untuk produk atau perkhidmatannya diharamkan.
ASAL KEHARUSAN MUAMALAH BERSAMA YAHUDI
Terdapat begitu banyak keterangan daripada Sunnah bahawa berurusniaga dengan kaum Musyrikin dan Yahudi itu adalah harus. Misalnya di dalam sepotong hadith:
“Sesungguhnya Nabi sallallaahu ‘alayhi wa sallam membeli makanan daripada seorang Yahudi dengan pembayaran secara bertangguh dan mencagarkan baju besi baginda sallallaahu ‘alayhi wa sallam.” [Hadith riwayat al-Bukhari nombor 2326, 2/841]
Al-Imam al-Bukhari juga memberikan tajuk kepada salah satu bab di dalam Sahih beliau, yang mendatangkan hadith di atas sebagai, “BAB BERJUAL BELI DENGAN KAUM MUSYRIK DAN YAHUDI”.
Dalam mengulas hal ini, al-Imam al-Nawawi membuat kesimpulannya di dalam syarahan beliau kepada Sahih Muslim dengan berkata:
“Telah ijma’ seluruh umat Islam pada keharusan urusan dengan Ahli Zimmah dan lain-lain orang Kafir selagi mana urus niaga itu tidak jatuh di dalam perkara yang haram. Akan tetapi umat Islam tidak boleh ( haram) menjual senjata kepada musuh Islam yang sedang memerangi Islam, dan tidak boleh juga membantu mereka dalam menegakkan agama mereka” [Sharah Sahih Muslim oleh al-Nawawi, 11/40]
Keharusan ini hanya berubah dengan adanya dalil lain yang mengubah keharusan itu, atau berlakunya sesuatu yang mengubah konteks hadith ini. Di dalam kes Facebook, adalah sangat penting untuk didatangkan bukti bahawa Mack Zuckerberg membiayai regim Zionis di Palestin, dan artikel di Majalah al-Islam September 2009 itu gagal mendatangkannya.
Di hujung artikel tersebut, satu lagi dakwaan dibuat pada menyatakan bahawa, “dengan klik sahaja pada Facebook kita juga turut sama menjadi pembunuh orang Palestin di Gaza“
Namun sama juga seperti sebelumnya, tiada sebarang bukti diketengahkan pada menunjukkan bagaimanakah penjanaan keuntungan Facebook disalurkan kepada regim Zionis yang menjajah bumi Palestin”.
Kita tidak mahu wujudnya satu budaya paranoid umat Islam yang melatah dengan mudah tatkala didatangi oleh kenyataan-kenyataan seperti ini. Orang Islam sangat cepat dimanipulasi sebagai agen merosakkan produk dan perkhidmatan melalui penyebaran email yang mendakwa ada benda tidak halal, ada campuran beracun dan lain-lain yang mana sebahagaiannya adalah palsu. Ia hanya membuktikan bahawa orang Islam banyak kerisauan tetapi tidak banyak berusaha untuk menyelidik bagi menghilangkan kerisauan tersebut.
Islam tidak pernah mengharamkan Muslim membeli atau menggunakan apa-apa produk dan perkhidmatan daripada non Muslim termasuk Yahudi. Mengharamkan pembelian atau penggunaan sesuatu produk atau perkhidmatan hanya dengan alasan ia milik Yahudi, boleh mengheret kita terjebak kepada perbuatan MENGHARAMKAN APA YANG HALAL, yang mana perbuatan itu sama buruknya dengan MENGHALALKAN APA YANG HARAM.
Malah perbuatan anti Yahudi secara semberono begitu adalah bersifat perkauman yang dibenci oleh Islam.
Facebook terbuka sebagai satu ruang untuk dimanfaatkan sebagai medium perhubungan dan penyebaran maklumat. Ia boleh berfungsi sebagai alat dakwah serta penyebaran maklumat, sebagaimana ia juga boleh berfungsi sebagai alat pemasaran. Seandainya di Facebook ada kempen yang memburuk-burukkan Islam, maka gunakanlah ruang yang ada untuk kempen memburuk-burukkan Islam itu ditukar kepada suatu bentuk promosi yang menimbulkan rasa ingin tahu manusia kepada Islam, seperti yang banyak berlaku pasca 11 September 2001.
Namun, jika umat Islam menghabiskan masa di Facebook dengan aplikasi yang melalaikan tanpa sebarang tujuan, penggunaan Facebook boleh menjadi haram ke atas golongan seperti ini, sama seperti pembabitannya dalam aktiviti kosong yang lain.
PANDUAN MENGATASI KETAGIHAN
Sedikit nasihat buat mereka yang mengalami ketagihan Facebook, buangkan segala aplikasi third party seperti kuiz, permainan dan yang seumpama dengannya. Gunakan Facebook sebagai alat komunikasi bersama rakan-rakan, isikan ia dengan perbincangan, perbualan yang merapatkan ukhuwwah dan menambah pengetahuan secara berhemah.
Andaikata langkah mudah ini pun gagal mengurangkan tahap ketagihan berkenaan, tamatkan akaun Facebook dan carilah kehidupan yang lebih bermakna di luar sana.
Tepuk dada, tanyalah Iman!
ABU SAIF @ www.saifulislam.com
68000 AMPANG
Artikel asal dari : Saifulislam.com
“Ustaz, do you have any networking account?” tanya Saeb kepada saya.
“You mean, like Friendster and Myspace?” saya meminta kepastian.
“Yes. But in the States we don’t use Friendster. We’re more into Facebook,” jelas Saeb kepada saya.
Beliau adalah anak kepada pensyarah saya, seorang warga Amerika Syarikat.
“Oh yeah. I have registered an account but completely forgot about it because there’s no one there,” saya memberitahu.
“Great. Probably Malaysians are still hanging around Friendster. But anyway you’ll find us there. I’m trying to bring Dad into Facebook, too!” gurau beliau.
PENYERTAAN AWAL KE FACEBOOK
Saya mendaftarkan akaun Facebook pada awal 2007 tetapi hanya mengaktifkan penggunaannya semula kira-kira enam bulan selepas itu bagi menguruskan jaringan sosial antara kami, AJK IYEP dengan peserta yang datang dari seluruh dunia.
Ketika itu, amat kecil bilangan pengguna Malaysia yang berada di dalam jaringan Facebook. Namun, saya berasa selesa menggunakannya berbanding dengan Friendster kerana suasana di dalam Facebook lebih teratur, kemas dan ‘tidak kebudak-budakan’. Di kala itu, memang sudah menjadi buah mulut orang menganggap pembabitan anak muda di dalam Friendster di negara kita amat mengundang mudarat. Perkongsian gambar-gambar tidak senonoh hingga membabitkan beberapa artis ketika itu, menyebabkan saya langsung tidak terfikir untuk mempertimbangkan soal menyertai Friendster, biar pun untuk tujuan dakwah khususnya pada mendekati golongan remaja.
Berbeza dengan Facebook, rakan-rakan yang lebih ’sekepala’ dan ’seusia’ bertambah dari semasa ke semasa melalui Facebook dan ia sangat berkesan dalam usaha ‘menjejak kasih’ teman-teman lama dari seluruh dunia.
Keadaan ini sedikit demi sedikit berubah apabila semakin ramai pengguna internet Malaysia menyertai Facebook.
Saya tidak pasti apakah yang patut ditunding kesalahan. Apakah kerana kelompok yang membanjiri Facebook kebelakangan ini adalah remaja bermentaliti kebudak-budakan, atau mereka bekas pengguna Friendster, atau mereka mewakili suatu ngomelan tentang budaya kurang sihat di Malaysia yang disebut sebagai ‘First Class Facility with the Third Class Mentality’. Facebook mula comot dengan pelbagai aplikasi seperti kuiz, permainan dan pelbagai fungsi yang menghilangkan hemah Facebook selama ini.
Keadaan menjadi lebih merunsingkan apabila kita memiliki 5000 orang ‘rakan’ di dalam senarai jaringan kita. Apabila beberapa ratus daripada 5000 itu menyebarkan sampah sarap, ia sudah cukup untuk merosakkan fungsi asal Facebook yang menjadi asas tujuan kita memilih jaringan sosial ini.
BOLEH MENJADI HARAM
Keasyikan pengguna-pengguna Facebook melayan kuiz dan permainan, di samping sembang bual yang pada masa ini jumlah warga jaringan Malaysia mencecah lebih 800,000 orang, boleh menghasilkan suatu ketagihan seperti apa yang pernah menimpa pengguna perkhidmatan chatting MiRC suatu ketika dahulu. Tambahan lagi, dengan kemudahan akses Facebook melalui telefon bimbit, tahap ketagihan itu bisa jadi melampau dan merosakkan.
Dalam keadaan seperti ini, keharusan menggunakan Facebook boleh bertukar menjadi HARAM ke atas individu yang menyalahgunakan Facebook hingga berlaku kelalaian di tahap yang ekstrim.
Firman Allah Subhanahu wa Ta’aala:
23_1-3“Telah nyatalah kejayaan para Mukmin. Iaitu mereka yang di dalam solat mereka, khusyu’ mendirikannya. Dan mereka itu terhadap perkara-perkara yang melalaikan, mereka menghindarkannya” [al-Mu'minun 23: 1-3]
Apa yang menjadi larangan bukanlah Facebook sebagai medium. Tetapi larangan itu terkena ke atas individu yang gagal mengawal dirinya hingga sesuatu yang asalnya begitu bermanfaat berubah menjadi mudarat akibat lemah daya mengawal dan membuat pilihan.
Dalam masa yang sama juga beberapa konsep akhlaq perlu diberikan penjelasan dalam konteks etika melayari internet serta menggunakan aplikasi yang kedapatan, termasuk email dan Facebook.
Saya tidak menyiarkan alamat email di tempat terbuka.
Antara tujuannya ialah untuk melindungi akaun email saya daripada kebanjiran email spam. Justeru untuk kemudahan perhubungan, saya sediakan borang email dan semua mesej yang dihantar di situ akan masuk terus ke akaun Gmail saya.
Akan tetapi, apabila mesej yang dikirim, saya balas dengan memberikan jawapan yang diminta, penerima email itu telah memasukkan email saya ke senarai email yang bakal menerima artikel-artikel yang beliau hantar dalam jumlah yang sangat mengganggu. Entah mengapa, ada sesetengah kita memiliki tabiat mengajukan rantaian-rantaian artikel melalui email dalam bentuk yang tidak terkawal. Tentu sahaja mengambil satu artikel lalu dikongsikan bersama rakan-rakan lain agar tersebar manfaat, adalah suatu perbuatan yang terpuji. Tetapi tatkala menerima satu email, dan kemudian terus menekan butang REPLY atau REPLY TO ALL dengan email yang sudah lima lapis diperlakukan sedemikian rupa, ia menampakkan bahawa email itu dihantar lebih kepada tabiat suka mengajukan email (Email Forwarding) berbanding menghantarnya dalam keadaan sedar akan apakah tujuan ia dilakukan.
Ada yang menyebarkan secara BULK hingga 20 email sehari.
Bagaimanakah anda menguruskan akaun email apabila seorang yang tidak anda kenali, menghantar 20 forwarded email sehari (sebahagiannya adalah artikel anda sendiri yang diajukan kembali kepada anda)?
Kaedah mudahnya ialah tandakan sahaja email itu dan penghantarnya sebagai SPAM.
Tetapi atas dasar menghargai sesama Mukmin yang berutusan email dengan maksud kebaikan, saya menghantar email peribadi kepada si pelaku ini memohon jasa baiknya agar email saya dikeluarkan daripada senarai penerima forwarded article beliau.
Permintaan saya itu telah menyebabkan beliau melenting. Saya ditegur kerana ‘tidak menghargai kebaikan’, ’sudah terlalu baik hingga tidak perlu ditegur oleh artikel-artikel yang baik’ dan macam-macam lagi. Saya cuba untuk terangkan kepada beliau bahawa sebahagian daripada artikel yang beliau hantar kepada saya adalah artikel tulisan saya sendiri. Ini menunjukkan beliau tidak meneliti apa yang dihantar dan kepada siapa ia dihantar. Semuanya dilakukan sebagai tabiat bahawa selepas email dibaca, terus ditekan butang Forward untuk membina rantaian email yang menyemakkan.
Dek tindak balas beliau yang agresif, saya mengambil langkah drastik membuat tapisan (filter) bahawa semua email daripadanya, terus dipadam dan dimasukkan ke tong sampah (bin).
Sehingga kini ada lebih 20 filter yang berada di dalam email saya untuk menangkis kelakuan sebegini.
TAGGING DI DALAM FACEBOOK
Fungsi tagging di dalam Facebook mempunyai manfaat yang banyak.
Disebabkan oleh adanya fungsi ini, saya sudah kurang menggunakan kamera sendiri untuk mengambil foto program yang saya hadiri atau kendali. Lazimnya jurukamera atau peserta yang bergambar akan memuatnaikkan fotonya dan tatkala saya ditanda dengan tagging, maka foto itu secara otomatik masuk ke koleksi foto saya.
Namun, terdapat sejumlah pengguna Facebook yang menggunakan fungsi tagging ini sebahagian daripada apa yang dilakukannya di dalam kuiz dan permainan. Mungkin hal ini lebih menjadi masalah apabila ia berlaku kepada pengguna Facebook yang memiliki 5000 orang ‘rakan’ di dalam senarai jaringannya.
Kemunculan aplikasi seperti PICKUPFRIENDS telah mengundang lambakan ratusan tagging berserta mesej balasan yang mengganggu ketenteraman penerimanya.
Tabiat-tabiat seperti ini tidak seharusnya berlaku. Ia menggambarkan betapa kita tidak menghargai ruang persahabatan yang wujud lantas mengisinya dengan benda-benda yang disangka lucu tetapi hakikatnya menyakiti orang lain. Cukuplah pesanan Rasulullah sallallaahu ‘alayhi wa sallam:
hadith-salimalmuslimun
“Daripada Abdullah bin ‘Umar radhiyallaahu ‘anhuma beliau berkata, Rasulullah sallallaahu ‘alayhi wa sallam telah bersabda, “Seorang Muslim itu ialah seorang yang kaum Muslimin lain terselamat daripada (kejahatan) lisan dan tangannya. Seorang muhajir pula ada orang yang berhijrah meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah kepadanya” [muttafaq 'alayh]
FACEBOOK DAN YAHUDI
Dalam sentimen kemarahan kita terhadap apa yang menimpa umat Islam di bumi Palestin, kemahuan untuk melakukan sesuatu yang berbalut emosi sering membuatkan kita keterlaluan dalam tindakan.
Suatu ketika, kempen boikot berlangsung secara aktif. Senarai panjang barangan dan perkhidmatan disebarkan untuk diboikot. Masyarakat terbahagi kepada beberapa kelompok dalam hal ini. Ada yang menolak sepenuhnya tindakan boikot, ada yang bertindak memboikot sepenuhnya apa sahaja yang berkaitan dengan Yahudi dan Amerika Syarikat, dan di celah kedua-dua aliran itu, ada yang bertindak memboikot secara selektif.
Tindakan memboikot secara selektif ini didorong oleh kesedaran bahawa mengharamkan secara mutlak urusniaga yang membabitkan Yahudi atau Nasrani semata-mata kerana dia itu Yahudi atau Nasrani, adalah suatu tindakan yang tidak menepati kehendak Syara’.
markzuckerberg
Di dalam Majalah al-Islam keluaran September 2009, terdapat sebuah artikel yang tajuknya amat serius berbunyi, “ZUCKERBERG GUNA FACEBOOK UNTUK BUNUH PENDUDUK PALESTIN”.
Apa yang tidak wajar berlaku ialah, makalah tersebut hanya mendedahkan aktiviti biasa pengasas Facebook, Mark Zuckerberg, sebagai seorang Yahudi yang ‘multazim’ (mempraktikkan agama Yahudi dalam kehidupan seharian). Tetapi justifikasi terhadap kebenaran dakwaan bahawa Zuckerberg menggunakan Facebook untuk membunuh penduduk Palestin, hanya ditulis dalam sebuah perenggan ringkas berbunyi:
“… Pun begitu sebelum pengharaman oleh dua buah negara tersebut dibuat, wujud desas-desus yang mengaitkan penglibatan laman web tersebut dalam membiayai peperangan di Gaza”
Itu sahaja kenyataan yang wujud di sepanjang artikel berkenaan dalam mengaitkan Facebook dengan jenayah perang di Palestin. Ada pun isi kandungan lain, kesemuanya menceritakan tentang betapa Yahudinya seorang anak muda bernama Mark Zuckerberg, sesuatu yang tidak pernah diputuskan oleh Islam sebagai sebab untuk produk atau perkhidmatannya diharamkan.
ASAL KEHARUSAN MUAMALAH BERSAMA YAHUDI
Terdapat begitu banyak keterangan daripada Sunnah bahawa berurusniaga dengan kaum Musyrikin dan Yahudi itu adalah harus. Misalnya di dalam sepotong hadith:
“Sesungguhnya Nabi sallallaahu ‘alayhi wa sallam membeli makanan daripada seorang Yahudi dengan pembayaran secara bertangguh dan mencagarkan baju besi baginda sallallaahu ‘alayhi wa sallam.” [Hadith riwayat al-Bukhari nombor 2326, 2/841]
Al-Imam al-Bukhari juga memberikan tajuk kepada salah satu bab di dalam Sahih beliau, yang mendatangkan hadith di atas sebagai, “BAB BERJUAL BELI DENGAN KAUM MUSYRIK DAN YAHUDI”.
Dalam mengulas hal ini, al-Imam al-Nawawi membuat kesimpulannya di dalam syarahan beliau kepada Sahih Muslim dengan berkata:
“Telah ijma’ seluruh umat Islam pada keharusan urusan dengan Ahli Zimmah dan lain-lain orang Kafir selagi mana urus niaga itu tidak jatuh di dalam perkara yang haram. Akan tetapi umat Islam tidak boleh ( haram) menjual senjata kepada musuh Islam yang sedang memerangi Islam, dan tidak boleh juga membantu mereka dalam menegakkan agama mereka” [Sharah Sahih Muslim oleh al-Nawawi, 11/40]
Keharusan ini hanya berubah dengan adanya dalil lain yang mengubah keharusan itu, atau berlakunya sesuatu yang mengubah konteks hadith ini. Di dalam kes Facebook, adalah sangat penting untuk didatangkan bukti bahawa Mack Zuckerberg membiayai regim Zionis di Palestin, dan artikel di Majalah al-Islam September 2009 itu gagal mendatangkannya.
Di hujung artikel tersebut, satu lagi dakwaan dibuat pada menyatakan bahawa, “dengan klik sahaja pada Facebook kita juga turut sama menjadi pembunuh orang Palestin di Gaza“
Namun sama juga seperti sebelumnya, tiada sebarang bukti diketengahkan pada menunjukkan bagaimanakah penjanaan keuntungan Facebook disalurkan kepada regim Zionis yang menjajah bumi Palestin”.
Kita tidak mahu wujudnya satu budaya paranoid umat Islam yang melatah dengan mudah tatkala didatangi oleh kenyataan-kenyataan seperti ini. Orang Islam sangat cepat dimanipulasi sebagai agen merosakkan produk dan perkhidmatan melalui penyebaran email yang mendakwa ada benda tidak halal, ada campuran beracun dan lain-lain yang mana sebahagaiannya adalah palsu. Ia hanya membuktikan bahawa orang Islam banyak kerisauan tetapi tidak banyak berusaha untuk menyelidik bagi menghilangkan kerisauan tersebut.
Islam tidak pernah mengharamkan Muslim membeli atau menggunakan apa-apa produk dan perkhidmatan daripada non Muslim termasuk Yahudi. Mengharamkan pembelian atau penggunaan sesuatu produk atau perkhidmatan hanya dengan alasan ia milik Yahudi, boleh mengheret kita terjebak kepada perbuatan MENGHARAMKAN APA YANG HALAL, yang mana perbuatan itu sama buruknya dengan MENGHALALKAN APA YANG HARAM.
Malah perbuatan anti Yahudi secara semberono begitu adalah bersifat perkauman yang dibenci oleh Islam.
Facebook terbuka sebagai satu ruang untuk dimanfaatkan sebagai medium perhubungan dan penyebaran maklumat. Ia boleh berfungsi sebagai alat dakwah serta penyebaran maklumat, sebagaimana ia juga boleh berfungsi sebagai alat pemasaran. Seandainya di Facebook ada kempen yang memburuk-burukkan Islam, maka gunakanlah ruang yang ada untuk kempen memburuk-burukkan Islam itu ditukar kepada suatu bentuk promosi yang menimbulkan rasa ingin tahu manusia kepada Islam, seperti yang banyak berlaku pasca 11 September 2001.
Namun, jika umat Islam menghabiskan masa di Facebook dengan aplikasi yang melalaikan tanpa sebarang tujuan, penggunaan Facebook boleh menjadi haram ke atas golongan seperti ini, sama seperti pembabitannya dalam aktiviti kosong yang lain.
PANDUAN MENGATASI KETAGIHAN
Sedikit nasihat buat mereka yang mengalami ketagihan Facebook, buangkan segala aplikasi third party seperti kuiz, permainan dan yang seumpama dengannya. Gunakan Facebook sebagai alat komunikasi bersama rakan-rakan, isikan ia dengan perbincangan, perbualan yang merapatkan ukhuwwah dan menambah pengetahuan secara berhemah.
Andaikata langkah mudah ini pun gagal mengurangkan tahap ketagihan berkenaan, tamatkan akaun Facebook dan carilah kehidupan yang lebih bermakna di luar sana.
Tepuk dada, tanyalah Iman!
ABU SAIF @ www.saifulislam.com
68000 AMPANG
Tuesday, September 08, 2009
Pembaziran di kala walimah
۞ ﺒﺴﻢ ﺍﷲ ﺍﻠﺮﺤﻤٰﻦ ﺍﻠﺮﺤﯿﻢ ۞
Pembaziran di kala walimah
Written by Ummi Munaliza on 04 Ogos, 2009, 05:55:14 am
Ini berkaitan dengan hadiah iringan. Sebab masa ini yang meyebabkan lelaki lewat untuk berkahwin sedangkan hati telah bersedia ialah masalah kewangan. Ada hantaran, mahar dan hadiah iringan yang sebenarnya jauh dari mengikuti syariat. Cuablah lihat , hantaran tinggi menggunung, mahar tu tak kisah la, sebab tak membebankan tapi hadiah iringan tu juga kadang jadi beban. Dah la berdulang-dulang, dihiasi dengan entah apa-apa bagi menunjukkan kreativiti kedua-dua pihak. Terus terang ummi katakan, memhiasi hadiah iringan itu semada simple atau hebat, semua tu adalah pembaziran. Bukan banrangnya yang membazir, tapi cara hiasan tu. Dengan manik,labuci, renda, ropol dan macam-macam benda lagi yang mana akhirnya semua tu tidak dapat dimanafaatkn, ia hanya sekadar hiasan.
Kadang tu kos untuk menghiasi barang hadiah iringan itu lebih mahal dari barang yang nak diberikan. Dan satu kesilapan besar ialah mempertontonkan kepada orang ramai. Untuk apa di hiasi dan diletak di dalam dulang? Ok, jika kata hadiah tu cuma sebagai buah tangan, tak perlu di hiasi begitu rupa, cukup sekadar masukkan dalam kotak,jangan beri orang tengok apa barangnya, kotak tu bungkuslah seadanya dengan pembungkus hadiah sudah la, kemudian ikat riben. Lepas majlis riben tu boleh guna buat ikat langsir rumah pula. Maka adalah faedahnya.
Ummi ingin memberikan pandangan, hadiah yang ingin dibawa sebagia buah tangan tu sebaiknya, barang yang akan digunakan selepas walimah, contohnya telekung, sejadah dan sebagainya. Tak payah banyak2 dulang. Ini kasut pun letak atas dulang, sama taraf dengan Al-Quran. Lepas tu masa letak untuk pameran sebelah meyebelah kasut dengan Al_Quran, dengan songkok, ada ke patut? Cukplah bawa sebakul buah, 4 lagi barang keperluan untuk digunakan selepas walimah. Kalau bukan kita yang mahu mengubah tradisi ini, siapa lagi?
Ini ummi belum bercerita bab sirih junjung. Nanti kalau ummi kata bawa sirih tu, tak betul banyak pula yang menentang. Entahla..
Apa yang ada di sirih junjung ini. ummi pun tak faham, Terus terang masa ummi kahwin, tak ada sirih walaupun sehelai, dan begitu juga anak-anak yang ummi kahwinkan. Kami tak buat apa bentuk sirih.
Sekadar hiasan , ummi letak gambar sirih junjung di sini,ada manafaat ke untuk pengantin selepas walimah?
Kita ni sebenarnya dah banyak menyumbang kemaksiatan terutama untuk walimah inilah. Kita cuma nampak bersanding tu haram, yang lain-lain kita tak nampak. Dengan adanya majlis perkahwinan ini, sampaikan ia boleh jadi sumber pendapatan sesetengah orang. Andaman, pelamin, pakaian majlis nikah, resepsi, hiasan katil, cenderahti dan sebagainya. Makan beradap, dengan lauk pauk berbeza denagn tetamu yang hadir, kemudian dihiasi dengan macam-macam rupa, sampai ada udang memanjat nanas. Apa sebenarnya yang kita mahu dari makan beradap ini?
Maka fikir-fikirkan lah...siapa lagi yang mahu mengubah semua ini, kalau bukan kita? Bukan ummi menentang pemberian hadiah iringan, cuma cara dan kaedah hadiah itu dihias sahaja yang ummi tak berkenan sebab ada pembaziran dan ingin mempertontonkan pada orang ramai. Begitu juga dengan makan beradap....
artikel asal dr sini: http://halaqah.net/v10/index.php?article=20.2
Pembaziran di kala walimah
Written by Ummi Munaliza on 04 Ogos, 2009, 05:55:14 am
Ini berkaitan dengan hadiah iringan. Sebab masa ini yang meyebabkan lelaki lewat untuk berkahwin sedangkan hati telah bersedia ialah masalah kewangan. Ada hantaran, mahar dan hadiah iringan yang sebenarnya jauh dari mengikuti syariat. Cuablah lihat , hantaran tinggi menggunung, mahar tu tak kisah la, sebab tak membebankan tapi hadiah iringan tu juga kadang jadi beban. Dah la berdulang-dulang, dihiasi dengan entah apa-apa bagi menunjukkan kreativiti kedua-dua pihak. Terus terang ummi katakan, memhiasi hadiah iringan itu semada simple atau hebat, semua tu adalah pembaziran. Bukan banrangnya yang membazir, tapi cara hiasan tu. Dengan manik,labuci, renda, ropol dan macam-macam benda lagi yang mana akhirnya semua tu tidak dapat dimanafaatkn, ia hanya sekadar hiasan.
Kadang tu kos untuk menghiasi barang hadiah iringan itu lebih mahal dari barang yang nak diberikan. Dan satu kesilapan besar ialah mempertontonkan kepada orang ramai. Untuk apa di hiasi dan diletak di dalam dulang? Ok, jika kata hadiah tu cuma sebagai buah tangan, tak perlu di hiasi begitu rupa, cukup sekadar masukkan dalam kotak,jangan beri orang tengok apa barangnya, kotak tu bungkuslah seadanya dengan pembungkus hadiah sudah la, kemudian ikat riben. Lepas majlis riben tu boleh guna buat ikat langsir rumah pula. Maka adalah faedahnya.
Ummi ingin memberikan pandangan, hadiah yang ingin dibawa sebagia buah tangan tu sebaiknya, barang yang akan digunakan selepas walimah, contohnya telekung, sejadah dan sebagainya. Tak payah banyak2 dulang. Ini kasut pun letak atas dulang, sama taraf dengan Al-Quran. Lepas tu masa letak untuk pameran sebelah meyebelah kasut dengan Al_Quran, dengan songkok, ada ke patut? Cukplah bawa sebakul buah, 4 lagi barang keperluan untuk digunakan selepas walimah. Kalau bukan kita yang mahu mengubah tradisi ini, siapa lagi?
Ini ummi belum bercerita bab sirih junjung. Nanti kalau ummi kata bawa sirih tu, tak betul banyak pula yang menentang. Entahla..
Apa yang ada di sirih junjung ini. ummi pun tak faham, Terus terang masa ummi kahwin, tak ada sirih walaupun sehelai, dan begitu juga anak-anak yang ummi kahwinkan. Kami tak buat apa bentuk sirih.
Sekadar hiasan , ummi letak gambar sirih junjung di sini,ada manafaat ke untuk pengantin selepas walimah?
Kita ni sebenarnya dah banyak menyumbang kemaksiatan terutama untuk walimah inilah. Kita cuma nampak bersanding tu haram, yang lain-lain kita tak nampak. Dengan adanya majlis perkahwinan ini, sampaikan ia boleh jadi sumber pendapatan sesetengah orang. Andaman, pelamin, pakaian majlis nikah, resepsi, hiasan katil, cenderahti dan sebagainya. Makan beradap, dengan lauk pauk berbeza denagn tetamu yang hadir, kemudian dihiasi dengan macam-macam rupa, sampai ada udang memanjat nanas. Apa sebenarnya yang kita mahu dari makan beradap ini?
Maka fikir-fikirkan lah...siapa lagi yang mahu mengubah semua ini, kalau bukan kita? Bukan ummi menentang pemberian hadiah iringan, cuma cara dan kaedah hadiah itu dihias sahaja yang ummi tak berkenan sebab ada pembaziran dan ingin mempertontonkan pada orang ramai. Begitu juga dengan makan beradap....
artikel asal dr sini: http://halaqah.net/v10/index.php?article=20.2
Friday, September 04, 2009
TV
۞ ﺒﺴﻢ ﺍﷲ ﺍﻠﺮﺤﻤٰﻦ ﺍﻠﺮﺤﯿﻢ ۞
Televisyen merupakan antara senjata utama musuh-musuh islam. TV itu tidak salah, tapi para musuh islam menggunakan media elektronik untuk meracun minda dan jiwa umat islam secara halus melalui iklan, drama bersiri serta filem yg terutamanya diimport dari barat.
Melalui iklan, para wanita dieksploitasi secara meluas bagi melariskan produk2 mereka. Contohnya iklan kereta. Kereta tidak ada kena mengena dengan wanita, tapi setiap kali pelancaran kereta diadakan, ada wanita seksi yang menempel di tepi kereta tersebut. Apa perlunya wanita seksi itu? lakonan Iklan di kaca tv juga berlaku percampuran bebas antara lelaki dan wanita. Ini tentunya bahaya bagi anak-anak yang baru ingin mengenal erti kehidupan dunia, bimbang kalau mereka terpengaruh dengan pergaulan bebas antara lelaki dgn perempuan. Iklan2 di tv juga adakalanya memaparkan wanita2 yang seksi yang tidak sepatutnya dilihat oleh para suami, abang dan ayah kita. Sungguh memalukan. Kita seolah2 menjadi "tidak apa" dengan tayangan iklan. Betul lah kata orang, mula2 rasa malu, lama2 jadi tak apa dan tak rasa berdosa bila tengok.
ITu belum masuk bab filem lagi. Cerita kartun pun, kalau sudah namanya dari barat, kelucahan pasti ada. Contohnya cerita spongebob yang membayangkan wanita bila sebut pasal seluar dalam. Apa yang spongebob itu ajar kepada anak2 kita? Cerita kartun dari barat juga penuh dengan aksi bercium hero dan heroin, itu mengajar anak kita apa? Kartun sekrang pun dilakar dengan seksi macam cerita ikan duyung tu, maaf tajuknya tak ingat.
Filem dari barat pula, yang wajib ada ialah pendamping hero tu, iaitu heroin yang seksi. Spiderman, superman, batman, dan entah apa2 man lagi. Unsur2 true love antara hero n heroin ini meracun jiwa pemudi dan pemuda islam untuk bercouple, untuk melakukan maksiat mata dan hati. Memang adakalanya banyak unsur baik dari jalan cerita nya, namun yang adegan selit menyelit itulah yang merbahaya dan menjadi agenda sebenarnya musuh2 islam yang ingin melihat pemuda pemudi islam hancur secara tidak kita sedari.
Jadi kesimpulannya, bukan saya mengatakan tv itu haram, tapi tidak dinafikan ia boleh membawa kepada kehancuran jika ibubapa tidak mengawal rancangan tv yang sepatutnya dilihat oleh anak2. Bukan semua cerita kartun itu baik, sebagai alternatif, ada baiknya kita mencari cd2 yg tiada unsur negatif untuk hiburan anak2. Jiwa anak2 itu suci murni, jangan kita hitamkan hati mereka yang putih bersih itu. Peringatan untuk diri ini juga..
Allah sebagai Pemberi rezeki
۞ ﺒﺴﻢ ﺍﷲ ﺍﻠﺮﺤﻤٰﻦ ﺍﻠﺮﺤﯿﻢ ۞
Salam hari jumaat yang indah. Semoga kita semua mendapat keberkatan dalam bulan Ramadhan yang penuh barokah ini. Alhamdulillah, semoga semangat beribadah semuanya masih di tahap yang maksima. Saya bertarawih di rumah saja, bertemankan anak2 yg masih kecil, mgkin bila besar sikit, boleh lah bawa mereka bersama ke surau pada Ramadhan akan datang, itupun kalau umur masih panjang, insyaAllah. Kita ini, dengan mengingati mati, ia dapat menindas keinginan yang tidak2 dalam diri.
Alhamdulillah, usia perkahwinan saya dan suami sudah mencecah 4 tahun. Semoga dilimpahi keberkatan dari Allah ke atas rumah tangga yang dibina ini,ameen. Namun, terasa sedih juga mengenangkan ada sahabat yang masih belum berumahtangga kerana dibelenggu dengan syarat2 khas ibu bapa mereka. Antaranya, calon suami anaknya itu harus bekerja kerajaan. Apa kerja swasta tidak ada gajikah untuk memberi nafkah kepada anak isteri? Ibubapa tersebut rela "menyimpan" anak gadisnya sehingga usia meningkat dari setahun ke setahun daripada menjodohkan anaknya dengan lelaki yg bekerja swasta.Kesian kepada sahabat saya itu.
Kenapa kerja kerajaan? Ada ibubapa yang lebih suka jika anak mereka bekerja makan gaji dengan kerajaan. Alasannya, bila sudah pencen, kerajaan ada bagi duit pencen setiap bulan. Tak payah susah2 nak cari kerja lain dan tak payah pikir dah nak buat apa. "Kalau kerja swasta, susah nanti, kalau dah pencen, siapa nak bagi duit tiap2 bulan? Itulah persoalan2 yg dibangkitkan. Bukan saya anti kerja kerajaan, bukan saya kisah kerja swasta atau kerja kerajaan. Tapi pemikiran begini bukankah tidak yakin pada Allah sebagai raziqan atau pemberi rezeki? Jika kita bertaqwa, Allah pasti memberikan rezeki kepada hambanya seperti firman Allah dlm surah at-Talaq ayat 2-3 yg bermaksud:
"Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, nescaya Allah akan lepaskan ia dari masalah hidup Dan diberikannya rezeki dari sumber yang tidak diduga. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, nescaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu."
Jadi yang memberi kita rezeki semacam pakaian untuk menutup aurat, kereta untuk naik pergi ke sana ke mari, duit untuk beli itu dan ini, bukanlah hasil pemberian majikan kita, bos kita, syarikat kita dan kerajaan kita, tapi semua itu adalah rezeki yang datangnya dari Allah swt. Adalah salah dan syirik jika kita mengatakan yang bagi rezeki itu adalah selain Allah.
Sebenarnya, ada banyak masalah lagi untuk ibubapa membenarkan anak2 mereka bernikah, bahkan meletakkan syarat yg tidak2 seperti calon suami atau isteri perlu dari satu negeri dan dekat dengan rumah, calon isteri perlu bekerja, dan calon menantu harus datang dari keluarga yg setaraf dengan keluarga mereka. Tentu ini menyulitkan usaha untuk menikah di atas jalan dakwah, namun anak2 lah yang perlu memulakan usaha dakwah kepada ibubapa, biar pun susah, namun semuanya demi kebaikan diri sendiri, untuk ibubapa dan yg penting untuk islam itu sendiri.
Sekian.
Tuesday, August 18, 2009
Penghargaan untuk sebuah ukhuwwah yang indah
Get More Islamic Testi Here!
Bermula dari semalam, saya mulai sibuk menyambung kerja-kerja yang terbengkalai. Mohon doa dari akhawat tercinta agar kerja-kerja saya ini cepat siap dalam masa terdekat agar langkah dakwah lebih tersusun dan agar anak-anak saya tidak menjadi mangsa korban. Huhu, anak ummi sayang...
Sedikit kata-kata untuk akhawat tercinta, "Dirimu umpama bintang yang berkelip-kelip di hatiku ini..."
Mempunyai rakan yang menyelusuri jalan dakwah dan tarbiyah bersama-sama merupakan kebahgiaan yang tidak dapat diungkap dengan kata-kata. Mereka merupakan sebahagian dalam hidup ini. Mahu sama-sama suka dan sama-sama derita. Ingin saya coretkan panjang2 namun masa tidak mengizinkan.
Akhwat fillah, kita saling merindu biarpun baru saja habis berprogram. Kita bertemu tidak jemu, berpisah tidak gelisah. Matlamat dan tujuan kita satu iaitu ALLAH..Mari teruskan langkah kita biarpun seringkali badai dan ribut taufan datang melanda, jangan pernah tewas dengan kecewa dan ujian yang bertimpa-timpa. Buat akhwat yang sudah memasuki alam perkahwinan, rumahtangga, anak dan suami bukanlah alasan untuk kita "pencen" di jalan tarbiyah. Bahkan seperti kata Pak Agoeing, "rumahtangga adalah merupakan langkah dakwah yang selanjutnya". Kata2 ini saya semat di hati sekukuhnya, insyaAllah. Kita boleh selagi kita mahu.
Buat akhwat fillah, afwan kerana setiap minggu berusrah dengan anak-anak saya yang lasak dan memeningkan kepala. Kesabaran dan kefahaman antunna amat2 dihargai. Jazakillah khairan katsira. Suatu hari nanti insyaAllah, akan tiba giliran antunna pula membawa "baby" ke halaqah. Biasakan mereka walaupun pada mulanya susah, alah bisa tegal biasa. Jika kita mahukan kebaikan, insyaAllah Allah akan mempermudahkan jalannya..
Firman Allah, "Teman-teman karib pada hari itu saling bermusuhan satu sama lain, kecuali mereka yang bertaqwa."[al-Zukhruf:67]
Akhawat fillah, perjalanan kita masih panjang, harapan dari ukhti mu ini, semoga dirimu terus setia bersama-sama dalam perjuangan ini kerana kita saling menguatkan antara satu sama lain. Jumpa lagi, salam sayang..:-)
Tuesday, August 11, 2009
Pupuk dari kecil
Saya masih ingat, sewaktu saya masih kecil(sekitar umur 5-6 tahun), kakak saya suka 'make-up'kan saya. Sesudah saya mandi, kakak akan ikat tocang rambut saya, memakaikan bedak dan mamakaikan lipstik di bibir saya. Saya akan keluar berjalan ke rumah kawan-kawan yang tinggal berjiran di kawasan perumahan kerajaan yang mana mereka juga bermake-up seperti saya. Kemudian, kami main masak-masak sama2. Begitulah budak-budak perempuan. Tapi, jika wajah saya dilihat oleh ayah, haha, siaplah saya kena marah! Zaman kanak-kanak saya ialah pada zaman 80-an. Sesuai dengan perkembangan arus semasa dan teknologi, penampilan kanak-kanak perempuan zaman sekarang lebih meletup! setanding artis gitu. Bahkan ibubapa merasa bangga jika anak2 gadis mereka mamasuki program realiti tv seperti nyanyian dan lakonan. Sedar atau tidak, mereka sebenarnya sedang mencorak anak2 mereka yang memberi bentuk personaliti diri apabila dewasa kelak. Pasti semua bersetuju dengan frasa 'pendidikan bermula dr rumah' dan dengan peribahasa ini: 'melentur buluh biarlah dari rebungnya'. Jika sejak kecil hati anak-anak diisi dengan keindahan duniawi, apabila besar kelak, keindahan dan kenikmatan yang fana itu lah yang dikejar dan dicari. Jika ibubapa mendambakan anak perempuan yang solehah penyejuk mata dan hati, isilah hatinya dengan cinta kepada Allah sejak mereka masih kecil lagi.
Wanita ingin cantik?
Wanita begitu sinonim dengan kecantikan. Wanita juga suka bergaya dan mementingkan imej dan penampilan. Tidak seperti kaum lelaki, wanita juga kadangkala malu untuk memakai pakaian yang sama apabila menghadiri sesuatu majlis,upacara, ke tempat kerja, atau ke mana2 saja dan mungkin sebab itulah barangkali wanita suka membeli belah. Wanita suka 'shopping' baju, kasut, beg tangan, perfume, make-up dan bermacam2 lagi, pendek kata juallah apa saja kepada wanita pasti laku! Wanita 'kemaruk' membeli kerana menginginkan dirinya kelihatan cantik dan lain daripada yang lain. Ada wanita yang mengaku dia suka membeli kain dan baju hingga tidak terpakai dan terjahit. Aduhai wanita. Bersyukur juga saya kerana punya suami yang menyekat aktiviti pembelian saya yang tidak perlu bahkan mengundang pembaziran.
Mesti ramai di kalangan kita yang sering mendengar kata-kata lebih kurang begini, "Isteri ni, bila di rumah pakai selebet dan tak menarik depan suami. Bau kari, bau ikan, bau ntah apa2 lagi kat badan. Tapi bila nak keluar rumah, mulalah melaram. Bersolek tebal, baju bergaya sakan, pakai perfume bau jarak sebatu. Ha, itu untuk suami ke untuk siapa?". Saya ingin melihat perkara ini dr sudut yang berbeza. Tidak mengapa andai ada pembaca yang tdk setuju dengan saya. Ada diantara rakan saya yang memberi tahu saya tentang wanita arab yang bergelar isteri. Di luar rumah, isteri2 ini memakai jubah hitam dan berpurdah, tapi di rumah masyaAllah, pakaian mereka bisa menggegarkan jantung suami ditambah pula dengan make-up di muka. Namun, tidak semua wanita arab yang begitu, ada juga yang berhias tdk mengikut syari'at bila di khalayak. Mesej yang ingin saya sampaikan di sini ialah, 'trend' masyarakat kita yang diwarisi dari zaman ke zaman ialah, apabila di rumah penampilan biasa2 saja, bila mahu keluar rumah, barulah bersiap cantik2, wangi2. Jadi apabila wanita itu sudah berkahwin, ia juga sudah terbiasa dengan trend ini sejak dari kecil. Bolehkah kita mengubah tradisi ini? Tidak mustahil. Kita boleh melatih anak2 perempuan bermula dari sekarang agar bila sudah berumahtangga kelak, ia sudah terbiasa dengan penampilan yang cantik,bersih, wangi dan menarik di rumah. Bila ingin keluar rumah, didiklah anak2 untuk berpakaian sopan,bersih dan tidak menarik perhatian lelaki dengan warna2 yang garang dan bau perfume yang jaraknya sebatu.
Bantulah anak2 perempuan dari sekarang supaya apabila mereka sudah berumah tangga kelak, mereka dapat menyenangkan hati suami. Sekadar pandangan saya. Saya berharap kelak, Allah akan mengurniakan saya anak perempuan pula agar dapat mempraktikkan kepada anak nnti. Semoga kita sama2 dapat menjadi wanita solehah dan melahir serta mendidik generasi kita untuk menjadi wanita solehah.
Nasihat Umm Iyas kepada anaknya di hari perkawinannya : "Hendaklah kau berpuas hati dengannya dan apa yang dapat diberikan kepadamu dan taat kepadanya. Hendaklah jangan dia melihat apa-apa yang tidak baik pada dirimu, ataupun mencium apa-apa yang tidak baik dari dirimu. Hendaklah kau diam bila dia sedang tidur dan menyediakan makanan bila tiba masa makannya. Hendaklah kamu memelihara hartanya dan mengawasi dan memelihara anak-anaknya. Hendaklah kamu menyimpan rahasianya dan jangan sekali-kali ingkar akan perintahnya. Janganlah kamu bergembira bila dia bersedih dan janganlah kamu bersedih apabila dia bergembira." (sumber:http://cintaku-msl.blogspot.com/)
Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa yang mempunyai anak puteri, lalu ia mengajarinya dengan baik dan mendidiknya dengan baik, maka anak itu kelak akan menjadi tabir yang melindunginya dari neraka." (Bukhari)
Thursday, August 06, 2009
Sabar dan sabar
Bangun saja dari tidur tadi, kembar saya mengamuk. Biasalah bangun dari tidur. Tapi, tangisan mereka melarat-larat pula. Sudah dipujuk dengan mainan pun tak jalan. Agaknya mereka lapar nasi kot, fikir saya. Lauk sudah siap, tinggal nasi saja masih belum masak. Kebetulan ada pisang, saya mendapat idea kilat. Saya nak masak cekodok pisang untuk mereka makan sementara tunggu nasi masak. Dengan pantas, tangan saya mencapai bahan-bahan untuk membuat cekodok. Adunan cekodok pisang dalam bekas saya kacau sebati sementara itu si kembar menangis-nangis, menarik-narik baju saya. Huuh, masih menangis lagi. Saya mengalah lantas ingin menghentikan tangisan mereka dulu. Bekas adunan cekodok itu saya letakkan di atas meja tapi nasib saya tidak baik...debuk! Bekas itu jatuh terlangkup ke lantai..habis cekodok saya! ummi yang mahu nangis pula. Sayangnya, membazir je 3 biji pisang, sedikit gandum, sebiji telur, sedikit garam dan gula. Sabar ajelah!!
Menguji kesabaran
Kisah di atas merupakan salah satu daripada banyak2 kisah dalam kehidupan saya sejak bergelar ibu. Setiap hari ada saja perkara yang menguji kesabaran diri. Namun, inilah lumrah kehidupan sebagai makhluk Allah swt bergelar 'ibu'. Jika di 'flash back' kisah2 dulu kala, setiap perjalanan hidup ini penuh dengan ranjau dan onak duri yang cukup kuat menguji kesabaran dan keimanan. Pastinya sahabat di luar sana juga mempunyai kisah tersendiri di sebalik perjalanan kehidupan ini bukan? Terkadang, ia perkara sedih dan pahit yang tidak perlu diketahui oleh orang lain tapi ia tercatat dalam diari kehidupan peribadi. Namun begitu, masih teringat akan kata-kata seorang sahabat saya, 'buah kesabaran itu manis rasanya'. Ada benar juga. Jika sebelum berkahwin, saya diuji untuk sabar dalam penantian mendapat pasangan hidup. Setelah sekian lama menanti, Allah hadirkan jua seorang suami dambaan hati buat menemani diri meredah lautan samudera kehidupan, buat menemani diri dalam perjalanan mencari cinta ilahi. Bakal suami di kala itu mantap tarbiyahnya manakala tarbiyah saya cincai2 saja. Setelah berumah tangga, Allah menguji lagi kesabaran untuk mendapatkan anak penyeri alam rumah tangga. Setelah dua tahun menanti akhirnya berita gembira diterima oleh kami. Semasa mengandungkan anak kembar ini, saya mengalami alahan yang cukup hebat yang benar2 menguji kesabarn saya. Hanya Allah yang mengetahui. Sabar dan sabar. Akhirnya, dua permata hati itu selamat dilahirkan ke dunia. Waktu2 dari si kembar itu di lahirkan sehingga lah sekarang, keletihan dan kepayahan memang menguji diri, namun melihat mereka membesar dengan sihat dan riang telah menjadi azimat penyembuh duka dan semua keletihan hilang belaka.
Saya pasti, kisah perjalanan hidup saya tidak banyak bezanya atau lebih kurang sama saja dengan kisah ramai di luar sana. Namun, ada insan di luar sana yang sehingga sekarang masih menanti belahan jiwanya yang masih belum kunjung tiba sedangkan usia sudah mampir ke angka 30. Namun, ada insan di luar sana yang masih tidak berputus asa berikhtiar untuk mendapatkan zuriat setelah 6 tahun berkahwin. Ada juga insan yang di luar sana sudah berkali-kali hamil, tapi keguguran, tapi bayi mati dalam kandungan semasa 8 bulan dan ada yang bayinya meninggal setelah dilahirkan kerana pelbagai komplikasi. Semua ini, pasti ada hikmah dan pengajarn di sebalik kejadian. Setelah direnung sejenak akan hakikat kehidupan saya dan orang lain alami, hadir di benak akan satu konklusi yang seharusnya saya sebagai seorang hamba merasakan dan mengucapkan iaitu ucapan hamdalah, Alhamdulillah...syukur ya Allah, di atas nikmat yang Engkau berikan kepada hamba..
Kesabaran saja tidak cukup untuk meneruskan kehidupan ini di dunia dan di akhirat kelak. Sabar harus bergandingan dengan iman yang padu. Tarbiyah lah yang mampu menjana dua aspek ini agar kukuh terpateri di dalam hati. Mari kita kuatkan lagi kesabaran ini kerana yang namanya orang beriman itu pastinya akan diuji. Jangan mengalah tapi bahkan terus melangkah. Ingatlah, buah sabar itu insyaAllah manis!!!
"Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siaga (di perbatasan negerimu)dan bertaqwalah kepada Allah agar kamu beruntung." - Ali-Imran:200
Wednesday, July 29, 2009
Apa khabar iman?
Pagi ini, saya rasa amat mengantuk. Ini kerana tidur lewat malam tadi. Keadaan mengantuk ini menyebabkan mood saya tidak berapa baik. Namun, seperti biasa rutin seharian perlu dilakukan juga. Menyediakan pakaian dan sarapan untuk suami merupakan rutin seharian di hari dia bekerja. Anak2 pula seperti biasa mereka bangun awal pagi walaupun tidak ke sekolah. Nak sekolah apa, usia baru setahun lebih..hehe. tapi anak kembar saya ni memang terbiasa bangun awal pagi seawal 5.30-6.30 pagi. Kadang2 saja melewati pukul 7 lebih. kerjanya bangun 'mengemas' (baca:menyepah) rumah. Yang menjadi mision comander nya mesti lah si abang, Nashrul Farhan dan si adik Fathul Farhan akan mengikut saja. Lebih kurang pukul 9 pagi, mereka tidur semula, kebiasaannya tidak begitu, mungkin tidak cukup tidur agaknya...
Menjenguk inbox di email, saya menerima 1 email dari seorang sahabat. MasyaAllah kerana katanya dia dalam keadaan yang tdk stabil imannya. Alhamdulillah, kerana diri ini masih dalam aman walaupun pengisian di setiap hujung minggu tidak dapat dicerap sepenuhnya dek kerana sibuk dengan karenah anak2.
Down
Setiap orang biasa mengalami gejala down (baca:lemah iman)ini. Ia bukan sindrom yg luar biasa. Namun ia perlu dirawat dan perlu mencari penawarnya. Luka yang kecil jika dibiarkan akan kian merebak menjadi sebuah luka yang parah dan bernanah. Kepada sahabat saya itu, saya menasihatinya agar mencari pengisian dan usrah. Kerana di situ insyaAllah ada penyembuhan buat dirinya. Kadang2, kita merasakan kita mampu untuk bergerak dan berjuang seorang diri, namun pada hakikatnya tidak. Usah menipu diri sendiri kerana sudah banyak kes pejuang gugur sebelum bertempur di medan perang dek kerana buat hal sendiri. Kita takkan bisa kuat jika bersendiri kerana syaitan suka memilih yang single berbanding dengan yang berjemaah. Mereka yang hidup berjemaah pasti akan tahu akan kenikmatannya bukan? berukhuwwah dan berkongsi suka duka bagai adik beradik sendiri. Seperti mana rancangan kartun wonderpets, ia menerapkan nilai bekerjasama. Mereka hidup berjemaah juga, main bersama, mnyelamatkan binatang lain bersama-sama dan makan daun sadri secara berkongsi. Wonderpets begitu marah kalau binatang lain buat kerja sorang2. Cerita ini orang bukan islam yang buat, kita yang islam seharusnya membuka mata dan hati daripada makan hati dan hiba menanggung masalah seorang diri yang akhirnya membawa padah kepada iman. Jangan memandang permasalah iman ini dengan pandangan yg enteng kerana ia bisa meleraikan sebuah akidah seorang islam..nauzubillah. Jadi, apa khabar iman anda hari ini?
Subscribe to:
Posts
(
Atom
)